RSS

Siapa bilang Pacitan kota sepi dan mati? luangkan waktu jalan-jalan menikmati 1001 goa dan pantai di Pacitan.

Halaman

Kisah

Berdandan dalam Duka

Anak tunggal Abu Thalhah sakit dan meninggal, ketika bapaknya tengah berjihad. Hancur hati sang istri, terlebih mengingat sebentar lagi Abu Thalhah pulang. Tapi ketika mendengar kepulangan pasukan suamunya, ia segera menyembunyikan kesedihannya, dia dandani jenazah si bocah cilik, menyelimutinya dan menempatkannya di atas dipan seolah sedang tidur. Dia sendiri lalu mandi, bersolek secantik-cantiknya, dan menyiapkan makan bagi sang suami. Tak lama kemudian Abu Thalhah datang.
“Bagaimana anak kita?” tanya Abu Thalhah setelah mengucap salam.
“Oh, dia sudah tenang dan tentram.” Jawab istrinya sambil mencium tangan suaminya, namun tak berani menatap pandangannya.
“Alhamdulillah,” kata Abu Thalhah melihat si buah hati terlelap.
Istri Abu Thalhah lalu mengantar suaminya mandi, setelah itu menemaninya makan. Kemudian mereka melepas rindu di ranjang dengan hangat dan puas.
Sambil beristirahat pelan-pelan istri Abu Thalhah berkata, “Suamiku, bila ada orang menitipkan sesuatu pada orang lain dan bermaksud mengambilnya lagi, pantaskah yang dititipi merasa keberatan?”
Abu Thalhah menjawab, “Jelas tidak boleh, yang dititipi tidak boleh menahan barang yang bukan haknya.”
“Benar suamiku,” kata istrinya lagi. “Begitu pun dengan sikap kita yang telah dititipi Allah seorang putra dan kini telah diambil kembali oleh-Nya.”
Abu Thalhah terperanjat. Ia menatap tajam istrinya. Raut duka itu telah mengatakan semuanya. Abu Thalhah tertunduk lesu. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un.
Di masjid Abu Thalhah mengabarkan berita dukanya kepada Rasulullah dan para sahabat Nabi Muhammad menyatakan bela sungkawa, sambil memuji kesabaran dan kebesaran jiwa istri Abu Thalhah. Beliau lantas berdo’a, “Semoga Allah memberikan berkah-Nya kepada engkau dan istrimu dimalam indahmu.”
Sejarah mencatat, Abu Thalhah dan istrinya mendapat pengganti 9 anak laki-laki yang semuanya hafal Alqur’an. Mereka itulah yang populer sebagai “Asulalah” (Penghafal Qur’an bersaudara)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Subakhanallah....
Semoga kita bisa meniru suri tauladan dari kisah ini...

Posting Komentar