RSS

Siapa bilang Pacitan kota sepi dan mati? luangkan waktu jalan-jalan menikmati 1001 goa dan pantai di Pacitan.

Halaman

PIDATO / CERAMAH

I. Naskah pidato tersusun atas :
1.Judul pidato
2.Salam pembuka
3.Sapaan hormat
4.Pembukaan :
(a).ucapan syukur kepada Tuhan
(b).ucapan terimakasih kepada hadirin
(c).latar belakang isi pidato
5.Isi pidato / inti pidato
(a).info pidato
(b).keunggulan / kelemahan
(c).harapan-harapan
6.Penutup
(a).simpulan
(b).ucapan maaf dan terimakasih
7.Salam penutup.

II. Langkah-langkah menyusun naskah pidato
1.menentukan tema
2.mengumpulkan bahan dan data untuk berpidato
3.menyusun kerangka naskah pidato
4.mengembangkan kerangka pidato agar menjadi naskah pidato yang baik.
5.memberi judul yang tepat

III.Langkah-langkah berpidato
1.menganalisis audiensi
2.menentukan topik
3.menyiapkan naskah pidato
4.berlatih vocal
5.mempersiapkan mental
6.melakukan pidato

IV.Teknik pidato ada 4 (INEM) yaitu :
1.Impromtu : sepontan , persiapan mendadak
2.Naskah : secara utuh baca naskah yang sudah disiapkan
3.Ekstemporan : membawa catatan kecil / garis besar pidato
4.Menghafal : menghafalkan naskah terlebih dahulu

V.Teks pidato berdasarkan tujuannya :
1.Teks pidato persuasif : mempengaruhi emosi pendengar untuk berbuat sesuatu yang ingin dicapai pembicara
2.Teks pidato argumentatif: meyakinkan pendengar tentang kebenaran suatu pendapat
3.Teks pidato informatif: memberi informasi berupa penerangan / pengarahan
4.Teks pidato deskriptif: melukiskan suatu keadaan.

KATA KAJIAN, KATA POPULER, DAN KATA SERAPAN
1.Kata Kajian (istilah)
Kata-kata yang sering digunakan dalam bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah digunakan untuk mengkaji suatu ilmu. Biasanya digunakan untuk dalam karya ilmiah; makalah, skripsi, tesis, dll
contoh :
Kata Kajian Kata Populer
Solid Berbobot
Unsur Bagian
Resesi Lesu
Produk Hasil


2. Kata Populer
kata lebih bersifat umum dibanding kata kajian dan dapat digunakan dalam cakupan yang luas.
Contoh : kata harapan lebih umum daripada kata prospek (kajian),lesu (populer) – resesi (kajian)

3. Kata Serapan
Kata dari bahasa asing yang telah diserap sehingga memiliki bentuk sendiri dalam bahasa Indonesia.
Contoh : akses dari access, signifikan dari significant,vokal dari vocal,rute dari route

JENIS KATA
1. KATA BENDA (nomina)
1. Ciri-cirinya: Berkedudukan sebagai S,O,Pel. Tidak dapat didahului kata ingkar tidak, kata ingkar yang digunakan adalah bukan, dapat diikuti KS dengan didahului kata yang.
2. Jenis-jenisnya:
a. KB konkret
- nama diri : Ahmad, Bosnia…
- nama jenis : mobil, bintang, toko…
- nama kumpulan : pegunungan, daratan, lautan, akhirat…
b. KB abstrak
- nama keadaan : kebahagiaan, kemakmuran, kemiskinan…
- nama pekerjaan : tugasnya, lainnya, kerjanya, suaranya…
- nama sifat : kemiskinan, kebodohan, kecurangan, kekayaan, kegemaran…
- nama ukuran : volum, isi, panjang, lebar, luas, beratnya…
- nama pengertian :misalnya,keyakinan,kepercayaan,keuntungan,karugian
3. Bentuk Kata Benda
Kata dasar: kata yang tidak berimbuhan ataupun kata ulang ( air, rumah, laut…)
Kata jadian yaitu nama banda yang terdiri atas:
- kata jadian yang sebenarnya: penulis, kedudukan, kelahiran, kecurangan..
- kata ulang: hujan-hujan, rumah-rumah
- kata majemuk: orang tua, air mata, rumah sakit…

2. KATA GANTI (pronomina)
KG: Kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan
=>Kata ganti benda dapat dibedakan menjadi:
a. Kata ganti orang: kata yang menggantikan orang / benda penggantinya.
KGO tunggal jamak
I. Yang berbicara aku,saya,daku, ku-, -ku kami,kita
II. Yang diajak bicara Engkau,kamu,anda,dikau kalian, anda sekalian
Kau-, -mu kamu sekalian,
III.Yang dibicarakan ia, dia,beliau,nya,mendiang, mereka, -nya
Almarhum (ah)
b. Kata ganti kepunyaan: kata ganti yang menunjukkan pemilik, biasanya terletak di belakang kata benda yang diterangkan, dan bentuknya diringkas.
Misalnya: aku, ku, mu, nya
c. Kata ganti petunjuk: kata ganti yang digunakan untuk menunjuk sesuatu: biasanya ditempatkan di belakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan.
Misalnya: ini, itu
d. Kata ganti penghubung: kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.
Misalnya: yang, tempat, dimana.
e. Kata ganti Tanya: kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta keterangannya.
Misalnya: apa, siapa, berapa, mana, bagaimana.
Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
1. Kalimat Mayor (kalimat utama) adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas unsur-unsur: subyek(S), dan predikat(P), namun bisa juga ditambah dengan keterangan kalimat(K)
Contoh: Mereka / sedang bermain-main. Mereka / sedang bermain-main / dengan senang
S P S P K
2. Kalimat Minor : kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat (Dony! __S saja), (Sudah makan? ___P saja)

Kalimat inti/kalimat sederhana: kalimat mayor yang terdiri atas dua inti yang merupakan unsur pusat (inti S dan inti P)
Teki menangis Kami memasak
S P S P
Ciri-ciri kalimat inti/sederhana: terdiri atas dua kata, berintonasi normal (S-P), berupa kalimat tunggal, sempurna dan positif.

Pola dasar kalimat inti bahasa Indonesia:
No Subjek Predikat
1 KB KB (benda)
2 KB KK (kerja)
3 KB KS (sifat)
4 KB KB (bilangan)
5 KB KD (depan)

Kalimat Transformasi: kalimat inti yang sudah mengalami berbagai macam perubahan;
a. Perubahan susunan (dari S-P menjadi P-S): Farel menangis – Menangis Farel.
b. Perubahan intonasi (dari intonasi berita menjadi intonasi Tanya): Farel menangis- Farel menangis?
c. Perubahan dari kalimat sempurna menjadi kalimat tidak sempurna: Farel menangis: Farel! Atau Menangis!
d. Perubahan dari kalimat sederhana menjadi kalimat luas: Farel menangis – Ketika kucingnya mati ketabrak mobil, Farel menangis..

3. KATA KERJA (verb)
Kata kerja (KK) adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.
Contoh:
- Ibu memasak di dapur
- Adik bermain di lantai
a. Ciri-ciri kata kerja:
1) Biasanya bukan kata pertama dalam suatu kalimat
2) Dapat didahului kata: akan, sedang, hampir, hendak (akan pulang, hampir jatuh, sudah berangkat…)
3) Tidak dapat didahului awalan ter- yang berarti paling.
b. Bentuk-bentuk kata kerja:
1) bentuk kata dasar : pulang, pergi, makan, minum…
2) bentuk kata berimbuhan : bekerja, menulis, menari…
3) bentuk kata ulang : berteriak-teriak, berjalan-jalan, memukul-mukul
4) bentuk kata majemuk : berkeras hati, bermain api, memeras keringat…

c. Fungsi Kata Kerja
1) Substantif (sebagai subjek/S)
Contoh: mengukir / memerlukan / keahlian
S P O
2) Predikatif (sebagai predikat/P)
Contoh: Ibu / sedang memasak
S P
3) Atributif (sebagai kata sifat menerangkan S / ket. S)
Contoh: Anak / belajar / jangan disuruh
S ket.S P
Menggunakan Kata Kerja dengan Kata Tugas
Ada beberapa kata kerja yang membutuhkan kata tugas untuk menghubungkan kata kerja (predikat) dengan pelengkap, seperti berikut ini.
a. Menyatakan pelengkap: akan, atas, terhadap
Contoh:
1) Jodi ragu akan kejujurannya
2) Kami bangga atas prestasimu
3) Berbicaralah yang sopan terhadap kedua orang tuamu
b. Menyatakan tempat, asal, waktu: dari
1) Rumahnya dibuat dari bambu
2) Dari tadi ia diam saja
3) Dia pulang dari pantai Serahu
c. Menyatakan pembatasan: tentang, mengenai
1) Pak Lurah berbicara tentang irigasi
2) Mereka tidak tahu menahu mengenai pemicaraanmu di telepon tadi.
d. Menyatakan tujuan / kepentingan: bagi, dengan, demi, supaya, agar
1) Kita harus giat belajar demi Ujian Nasional
2) Jangan berhubungan dengan orang yang tidak dikenal identitasnya
e. Menyatakan perbandingan: daripada
1) Dia lebih rajin daripada kakaknya
2) Daripada duduk ngobrol, lebih baik baca buku.

4. KATA SIFAT (adjectiva)
Kata sifat (KS): kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak atau menyifatkan benda/yang dibendakan.
Contoh: - Pekarangan luas
- Barang mahal biasanya tahan lama

a. Ciri-ciri KS, pada umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang menerangkan kata benda merupakan kata sifat.
Contoh: - rumah kaca
- buku bacaan
(Kaca dan bacaan bukan kata sifat).
b. Bentuk/macam KS
1) KS dari kata dasar ( cerdik, pintar, bodoh, tua, cantik, cengeng, gemuk…)
2) KS dari kata ulang ( warna-warni, cantik-cantik, berlubang-lubang…)
3) KS dari frase ( berpikiran maju, berjiwa besar, berhati mulia, baik hati…)
4) KS dari kata serapan/pungut (asosial, amoral, primer, sekunder, aktivitas…)

c. Fungsi KS
1) Substantif ( sebagai Subjek), contoh: putih (S) / tanda suci (P)
2) Predikatif (sebagai Predikat), contoh: barang itu (S) / mahal (P)
3) Atributif(sebagai ket.Subjek), contoh: HP(S)/mewah itu (ket.S)/sangat mahal(P)

d. Tingkat Perbandingan KS
Tingkat perbandingan: tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/imbuhan sehingga membentuk frase.

Ada 4 jenis tingkat perbandingan KS
1) Tingkat kurang/lebih (komparatif), contoh: lebih kaya,lebih cantik
2) Tingkat sama/biasa/positif (ekuatif), contoh:sama rajin/serajin,sama tinggi/setinggi
3) Tingkat sangat/paling (superlatif), contoh:sangat sederhana,paling sabar
4) Tingkat maha (elatif), contoh: maha indah,mahasiswa,mahaguru,Maha Esa (‘M’ untuk Tuhan ditulis huruf kapital)
e. Perluasan KS
1) KS didahului kata kurang, sama, lebih/paling,atau ditambah dengan kata sekali.
Contoh: kurang pandai, lebih pandai, sangat/paling pandai, pandai sekali)
2) Menambah awalan se- dan akhiran-nya.
Contoh: sedalam-dalamnya, setinggi-tingginya, secepat-cepatnya…

f.Perubahan Jenis Kata
KS dapat diubah menjadi KB sbb:
1) Menambahkan akhiran-nya (manis — manisnya, cantik—cantiknya)
2) Menambahkan awalan pe- (takut --- penakut, malas—pemalas..)
3) Menambahkan konfiks ke-an ( indah—keindahan, ramai—keramaian…)

5. KATA KETERANGAN (adverbia)
Kata keterangan: menerangkan kata yang bukan kata benda.
Contoh:- menerangkan kata kerja: berlari cepat
- menerangkan kata sifat: lahan ang sangat subur
- menerangkan kata bilangan: hampir satu bulan

Menurut artinya, keterangan dapat dibagi menjadi:
a. Keterangan Waktu
1) Masih berlaku : sedang , sekarang, baru, lagi, tengah, ….
2) Sudah lalu : baru-baru ini, telah, habis,…
3) Akan dating : besok, lusa, nanti, kemudian,…
4) Frekuensi : kadang-kadang, sering, pernah, jarang,…
5) Lamanya perbuatan: berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu,…
b. Kata Keterangan Tempat
Kata ini biasanya ditambah dengan kata depan: di, ke, dari, ke sana, ke sini, hingga, sampai…
c. Kata Modalitas
Yaitu, Kata keterangan yang menyatakan:
1) Kepastian : misalnya benar, tentu, pasti,…
2) Kesangsian : entah, mungkin, barangkali,…
3) Ingkaran : bukan, tidak, jangan, mustahil,…
4) Keinginan : mudah-mudahan, sebaiknya, semoga, seharusnya,…
5) Ajakan : oyo, mari, baik,..
6) Pengakuan : ya, betul, benar,…
d. Keterangan Tekanan
Yaitu memberi tekanan / penegasan pada kata / kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya: pun, lah, kah,…
e. Keterangan Sifat dan Jumlah
Keterangan ini terdiri atas: sangat, amat, terlalu, hanya, makin, hampir,…

6. KATA BILANGAN ( numeralia )
a. Kata Bilangan Utama:
1) Kata bilangan utama tentu: satu, dua, tiga, seratus, seribu,…
2) Kata bilangan utama tak tentu: sedikit, banyak, semua,….
b. Kata Bilangan Tingkat
1) Kata bilangan tingkat tentu: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat,..
2) Kata bilangan tingkat tak tentu: kesekian, beberapa yang terakhir,…
c. Kata Bantu Bilangan
Misalnya: sebatang, seutas, secarik,…
d. Bentuk-bentuk kata bilangan
1) Kata bilangan asal: satu, puluh, ratus, ribu, juta …
2) Kata bilangan bersambungan: kesatu, kedua, perempatan, persepuluhan…
3) Kata bilangan berulang: satu-satu, dua-dua, tiga-tiga,…
4) Kata bilangan majemuk: lima belas, dua ratus, tiga ribu, empat juta,…

7. KATA SERU ( interjeksi )
Kata seru digunakan untuk memperkuat ungkapan, menerima, menolak, melihat atau menanggapi sesuatu dengan perasaan yang terjadi baik senang atau menjengkelkan sekalipun.
Ciri-ciri Kata Seru
1) Sebagai kalimat elips (dapat berdiri sendiri)
Contoh:
a.halo!
b.Masya Allah…!
c.Kasihan!

2) Tidak punya jabatan dalam kalimat
Contoh:
Hei ! mau pergi kemana?
S P K
3) Dapat mendahului/mengikuti subjek, bahkan menyisip di bagian kalimat.
Contoh:
a. lho, baru datang!
b. Jangan cengeng, ah!
c. Berilah kaki, Ya Allah, kebahagiaan dunia akhirat!
4) Menyatakan luapan perasaan
Contoh:
a. aduh, gigiku sakit! (mengeluh)
b. Aduh, mengapa dia tak datang ! (kecewa)
c. Aduh, rajinnya! (kagum)
d. Aduh, indah sekali pantai di sini!(senang)

8. KATA SANDANG ( artikel )
Kata sandang disebut juga artikula. Umumnya terletak di depan (sebelum) kata benda. Kata sandang terdiri atas 8 macam: si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.
1) Kata sandang si, kata sandang yang bersifat netral ini dapat mengacu kemakna tunggal atau umum:
- Kata sandang si di depan nama diri ( si Cantik, si Bagus)
- Menyatakan orang yang terkena sesuatu (si tertuduh, si pengirim, si pembual )
-Diletakkan di depan nama benda untuk panggilan/ejekan ( si Botak, si Jangkung,)
Kata sandang si tidak melekat pada pada kata yang diikutinya.
2) Kata sandang yang menyatakan jumlah tunggal; dang, hang, sang, sri.
a. Kata sang, dipakai sbb:
- di depan nama-nama dewa: sang Siwa, sang Surya, sang Candra…
- sebagai gelar raja: Sang Prabu…
- di depan jenis hewan dalam dongeng: sang Kodok, sang Gajah, sang Kancil…
- di depan benda yang dihormati: sang Merah-Putih, sang Dwi Warna, sang Suami
b. Kata hang, diunakan dalam kesusastraan lama untuk laki-laki terhormat dan ini terbatas pada cerita lama (Hang Tuah, Hang Lekir, Hang Kesturi, Hang Jebat)
c. Kata sandang dang, digunakan untuk wanita yang dihormati (Dang merduwati, dang Nuri)
3) Kata sandang yang menyatakan kelompok; para, fungsinya untuk menegaskan makna kelompok yang memiliki kesamaan sifat tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan dan kedudukan.
Ada kata lain yangmenyatakan kelompok tapi tidak termasuk artikel karena merupakan kata benda (kaum, umat)
Catatan
a. Kata si yang mengikuti kata pengganti nama ditulis kecil, sedangkan kata yang mengikutinya ditulis besar,
- si Acong, si Gendut, si Miskin, si Botak, si Do’i (untuk pengganti nama)
b. Kata si ditulis besar meski di tengah (Sang Pencipta, Sang Suami, Sang Kodok…)
c. Sri ditulis besar (Sri Paus), Sri Sultan, Sri Pakubuwono)
d. para ditulis kecil (para peserta, para undangan…)
e. Dang, Hang ditulis besar ( Dang Nuri, Hang Tuah)
4) kata sandang yang, dipakai sebagai berikut;
- di depan kata benda, ( kamera yang mahal, siswa yang baik)
- di depan kata keadaan, (yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok)
- di depan kata ganti benda, ( yang itu, yang ini)
- di depan kata bilangan, (yang kedua, yang ketujuh)
- kata Yang,digunakan untuk menyebut Tuhan (Kita harus bersyukur kepada Yang Maha Esa)
5) Kata sandang Hyang,digunakan untuk menyebut dewa (Semoga Hyang Widi mengampuninya)
6) Kata sandang se, dipakai sebagai kata sandang tak tentu ( seorang, seutas, seekor)
7) Kata sandang nya, dipakai sebagai kata sandang penentu, juga dipakai sebagai akhiran (bukunya, waktunya, saatnya, kerjanya..)

9. KATA DEPAN (preposisi)
A. Kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lainnya
1) Kata depan murni / sejati
di : menunjuk pada suatu tempat
_Kakekku tinggal di desa terpencil
ke : menunjuk tempat yang dituju
_Teki pergi ke Sulawesi
dari: menunjuk tempat yang ditinggalkan / asal
_Dia sudah pulang dari Singapura
B. Kata depan tak murni dibedakan menjadi 3 yaitu :
2) a.Kata depan tunggal (tak majemuk) : akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada, tentang, karena, atas, bagi, guna, dan lain-lain….
b.Kata depan majemuk (selalu diawali dengan kata depan sejati): daripada dari luar, dari dalam ke atas, ke dalam, di dekat, di dalam dll…
c.Kata depan yang berupa kata kerja : hendak, sampai, menjelang,….
Contoh:
- Niatnya hendak pergi jauh (untuk)
- Menunggu sampai malam (hingga)

10. KATA PENGHUBUNG (Konjungsi)
Konjungsi / kata penghubung : kata yang menggabungkan dua kalimat menjadi satu kalimat yang utuh.
Contoh:
a. -Ibu membeli kerudung, kaos kaki
-Ibu membeli kerudung dan kaos kaki
b. –Rendy hujan-hujan sampai sore, badannya menggigil.
-Rudi hujan-hujan sampai sore hingga badannya menggigil.
Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung dapat dibagi menjadi beberapa macam:
a. Menyatakan makna penerang : yang
b. Menyatakan gabungan : dan, serta, lagi, bagi, lagi pula.
c. Menyatakan pilihan : atau, baik….maupun, atau….atau
d. Menyatakan waktu : waktu, bila, ketika, sambil
e. Menyatakan sebab / akibat : karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab
f. Menyatakan tujuan / maksud : agar, supaya, dengan demikian, bila
g. Menyatakan penentangan : sedangkan, tetapi, melainkan, padahal
h. Menyatakan pengandaian : seandainya, andaikata, andaikan
i. Menyatakan syarat : asal, asalkan, kecuali
j. Menyatakan kesertaan : bersama, dengan, beserta
k. Menyatakan perlawanan : walaupun, namun, meskipun, sungguhpun
l. Menyatakan perbandingan : seperti, bagai, laksana
m. Menyatakan peningkatan : makin….semakin, makin….makin, kian…kian
n. Menyatakan penjelasan : adalah, yakni, yaitu, ialah
o. Menyatakan keseimbangan : mula-mula…., akhirnya,….setelah itu….
Catatan:
Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan sebagainya kadang-kadang agak sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk menentukan jenis-jenis kata tersebut.

11. KATA ULANG (reduplikasi)
Kata Ulang Dibagi Atas:
A. Jenisnya
1. Kata ulang kata benda (nomina)
- baju-baju - mobil-mobil
2. Kata ulang kata sifat ( adjektiva)
- nakal-nakal - cantik-cantik
3. Kata ulang kata kerja (verba)
- jalan-jalan - masak-masak
4. Kata ulang keterangan (adverbia)
- siang-siang - malam-malam
B. Bentuknya
1. Kata ulang utuh/murni/sejati (dwilingga)
a. kata ulang kata dasar: bola-bola, sepeda-sepeda
b. Perulangan atas bentuk bentuk dasar yang berupa kata jadian (kata berimbuhan): penari-penari, perbuatan-perbuatan.
2. Kata ulang bervariasi/berubah bunyi, baik vocal maupun konsonan( dwilingga salin suara)
a. sayur-mayur (berubah konsonan)
b. bolak-balik( berubah vocal)
3. Kata ulang sebagian/suku depan (dwipurwa)
a. tangga = tetangga b. luhur = leluhur
4. Kata ulang berimbuhan
a. tulis-menulis b. tergopoh-gopoh
5. Kata ulang semu (menurut STA ini merupakan kata ulang yang belum diketahui bentuk dasarnya karena kata dasarnya sudah merupakan kata dasar)
a. cumi-cumi b. biri-biri

C. Makna kata ulang
1. banyak tak tentu: pohon-pohon, rumah-rumah, mobil-mobil
2. banyak dan bermacam-macam: sayur-sayuran, buah-buahan
3. menyerupai/tiruan: kuda-kudaan, anak-anakan
4. Agak/melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar: kekanak-kanakan, kemerah-merahan, pening-pening
5. saling/resiprok: tolong-menolong, cubit-cubitan, bersalam-salaman
6. menyatakan sangat/sungguh: besar-besar, pintar-pintar, cantik-cantik
7. menyatakan senang/santai: duduk-duduk, berjalan-jalan, membaca-baca
8. menyatakan terus-menerus: mencari-cari, mengejar-ngejar, bertanya-tanya…
9. menyatakan makin/bertambah: berkobar-kobar, meluap-luap
10. menyatakan beberapa/waktu: berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan
11. kolektif(gabungan): tiga-tiga, kedua-duanya…

IMBUHAN DAN EJAAN
Pengertian Imbuhan
1. Imbuhan atau afiksasi adalah bentuk atau morfem terikat secara morfologis,yang terdiri atas awalan( prefiks),sisipan( infiks),akhiran( sufiks),dan gabungan dari dua imbuhan
( konfiks).
a. Kata dasar + imbuhan = kata berimbuhan
= kata jadian
Contoh:
Prefeks : tulis + me = menulis
Infiks : gilang + em = gemilang (contoh lain gerigi)
Sufiks : makan + an = makanan
Konfiks : agung + di + kan = diagungkan
b. Kata jadian + imbuhan = kata jadian
= kata bentukan
Contoh:
menulis + kan = menuliskan
gemilang + ke + an = kegemilangan
Kata jadian / kata perulangan adalah bentuk kata dengan cara mendapatkan imbuhan, perulangan atau penambahan kata lain sehingga menjadi kata gabung.

2. Fungsi Imbuhan
Imbuhan berfungsi sebagai pembeda arti atau jenis kata setelah berimbuhan.
Pembendaharaan kata akan bertambah dengan timbulnya bentuk baru dengan cara menggunakan kata berimbuhan dan ini merupakan salah satu cara memperkaya bahasa Indonesia.

Ditinjau dari perkembanganya, imbuhan dapat dibagi menjadi:
a. Imbuhan Asli (berasal dari bahasa Melayu)
1) Awalan : berjalan-, dibaca-, kesatu-, memakan-, perusahaan-, setinggi-, terikat-,
2) Sisipan : -em (gemetar,temali), -el(gelembung), -er(gerigi,serabut)
3) Akhiran: -i(ajari), -an(ayunan), -kan(dengarkan)
4) Awalan : memper(mempercantik)-, seper-(sepertiga), seke-(sekehendak), diper-(diperkecil)
5) Awalan/sisipan : meng-, el-, ber-, em-(mengukir, telunjuk,beriman,gemuruh)
6) Awalan/akhiran : me-i, ke-an, ter-kan, per-i, ber-an(menaiki,kedatangan,terpisahkan,perbaiki,berjatuhan)
7) Awalan/awalan/akhiran : memper-i(memperbarui), keter-an(keter, diper-kan, berke-a, ….
b. Imbuhan Serapan
Dalam pembentukan kata bahasa Indonesia, banyak imbuhan yang telah memperkaya khazanah bahasa, baik bahasa daerah, maupun bahasa asing.
1) Imbuhan dari Bahasa Daerah
Antara lain: ke-an (kebesaran), (kebablasan)
2) Imbuhan dari Bahasa Asing
Antara lain:
- Awalan : a-, non-, pra-, swa-, ir-.
(amoral, nonmuslim, prasekolah,swasembada,diorganisir,
- Akhiran : -wan, -man, -iah, -wi, -is, -if.
(gunawan(guna=kepandaian), seniman, ilmiah, duniawi, agamis, produktif,

3. Arti / nosi Imbuhan
Berikut ini fungsi dan arti imbuhan unsur pembentuk kata jadian disajikan bersama, walaupun bukan dalam hubungan kalimat, namun dapat disajikan pegangan dasar,ena sebagian besar pengertian sudah tetap.
a. Awalan me-
Awalan me- mengalami perubahan bentuk menjadi: mem-, men-, meny-, meng-, menge-, bergantung kepada bunyi awalan kata dasarnya. Perubahan itu disebut alternasi / asimilasi.
Arti awalan me-
a) melakukan kerja : menulis, membaca, melukis, memasak, membongkar…
b) melakukan dengan alat : mengunci, memanah, menyabit, menggunting, …
c) membuat/menjadi : menggulai, menumis, memecah, merusak,memutus, melobangi
d) memakan/meminum/menghisap: menyirih, mengapi, merokok
e) menghasilkan/mengeluarkan:mengaduh, mencicit, merintih, mengeong, mendengkur,….
f) menuju ke-/menempuh : menyeberang,merantau, melaut, mengudara,…
g) berlaku seperti/seolah-olah: menjomblo, menduda, membeo, meraja,membisu,
h) menjadi : memutih, memerah, memanas, merugi, memanjang,…
i) mencari/mengumpulkan : merotan(mencari rotan), mendamar (mencari pohon dammar/sebangsa phn karet), menira(mencari daun nira/membuat adonan kue)
b. Awalan ber-
Awalan ber- mengalami perubahan bentuk menjadi: be- (bekerja, berambut, beternak, bel- (belajar)
Fungsi : membentuk kata kerja intransitif, lebih banyak menunjukkan keadaan subyek.
Nosi awalan ber-
a) Mempunyai/ada : berbadan, berjenggot, berakar, beristri…
b) Memakai/mempergunakan : bermobil, bersepeda, berdasi, bersenjata,..
c) Mengerjakan/mengusahakan : berkebun, beternak, berladang,….
d) Memperoleh/mendapat atau kena: berhasil, beruntung, berpasir, bernafas,…
e) Dalam keadaan : bersedih,bersuka-ria,bersusah-payah,bermalas-malas
f) Menjadi/berkumpul menjadi : bersatu, berempat, bersama,…
g) Dalam keadaan melakukan : berjalan, berenang, bermain, berlari,
h) Melakukan pekerjaan terhadap diri sendiri/refleksi: berhias, bercukur
i) Saling / resiprok : berunding, bergulat, bertinju, berdamai…
j) Memanggil : beradik, berkakak, berpaman, berabang…
k) Meminta bantuan : berguru, berdukun, bersemedi,…
c. Awalan ter-
Awalan ter- menglami perubahan menjadi:
ter- + rasa (terasa), ter- + perdaya (teperdaya)
ter- + antar ( telantar), ter- + anjur (telanjur)
Fungsi:
- menyatakan proses berlangsungnya keadaan/tindakan
- menyatakan perbandingan
Nosi awalan ter-
a) dapat di : terjangkau, terangkat, terlompat…
b) menjadi sangat, paling : tertinggi, terpanjang, terpandai, terkaya, tercantik…
c) tidak sengaja : tertidur, terinjak, termakan, terdampar,terlihat…
d) tiba-tiba, dalam keadaan: terpesona, terkulai, tercengang, terpesona, teringat, terbayang-bayang, termangu-mangu, terburu-buru, tergesa-gesa
e) paling/superlative : terbagus, tertua
f) dapat / kemungkinan : ternilai, terangkat, terpilih
d. Awalan di-
Fungsi:
Membentuk kata kerja pasif, bila objek pelaku, orang ke-3 tunggal, jamak atau umum.
- Hadid dipukulnya.
- Hadid dipukul mereka.
Nosi awalan di-
a) Menyatakan pekerjaan telah selesai dan disengaja: dipukul, dimakan, dicetak, ditegur
b) Tanpa objek pelaku: diminta dengan…, dipermaklumkan….,
Awalan di- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Beda awalan ter- dan di-
Awalan ter-
- proses perbuatan sudah selesai
- bila diikuti objek pelaku, harus didahului kata oleh
- perbuatan tidak sengaja.
Awalan di-
- proses pembuatan mungkin sudah selesai, sedang/belum selesai dikerjakan.
- bila diikuti objek pelaku, kata oleh boleh dihilangkan.
- perbuatan disengaja
e. Awalan se-
Fungsi dan Nosi awalan se-
a) menyatakan bilangan satu : sebuah, seekor, seorang, seribu, sebutir…
b) sebagai kata ganti bilangan : setangkai, serumpun, seutas,….
c) segenap, sama-sama : sedarah, senasib, seperjuangan, sepermainan
d) seluruh/seisi : se-Indonesia, se-Solo,serumah, sekampung, sekelas
e) satu waktu : setibanya, sebelum, sehabis, seketika,…
f) menyerupai / sama dengan : setinggi, secantik, secepat, sebesar, selebar…
g) sebanyak / seberapa : semaunya, sekenyangnya, seadanya, sekuatnya,…
h) paling : secantik-cantiknya,sepintar-pintarnya,sebesar-besarnya
i) menyatakan waktu : sesudah, setibanya, sepemakan sirih
f. Awalan pe-
Awalan pe- dapat mengalami perubahan bentuk menjadi: pen-, pem-, peng-, peny-,
Fungsi: membentuk kata benda
Nosi awalan pe-
a) orang yang mengerjakan sesuatu : penulis, pembaca, pengarang, penggali….
b) menyatakan alat : pengeras, pewarna, pembungkus, penglihat,…
c) menyatakan sesuatu yang di- : pesuruh, petaruh, penunjuk,…
d) orang yang biasa bekerja di suatu tempat: peladang, pelaut, pekebun, petani,..
e) orang yang gemar melakukan sesuatu: pemakan, penjudi, peminum, perokok…
f) seorang mempunyai sesuatu sifat : pemikir, pemalas, pemarah, pendamai,…
g. Konfiks pe – an
Makna konfiks pe-an adalah…..
1. menyatakan hal yang berhubungan dengan : penanaman, pendidikan...
2. menyatakan proses / peruatan : pendaftaran, pemberontakan...
3. menyatakan hasil : pengakuan, penyamaran...
4. menyatakan alat : penciuman
5. menyatakan tempat : pemancingan, penampungan...
h. Awalan per-
Awalan per- mempunyai bentuk yang sama dengan awalan ber-, terdapat variasi bentuk menjadi, pe-, dan pel-
Fungsi: membentuk kata kerja dari kata sifat / kata bilangan.
Nosi awalan per-
1) membuat sesuatu jadi = menjadikan (perhalus, perbudak, perhamba, perdewa …
2) membagi/membuat menjadi ( perkecil, perbanyak, perempat…
3) menganggap sebagai/memanggil ( peradik, peristeri, perabang, ….
i. Sisipan –er-, -el-, -em-, dan –in
a) – serabut (makna macam-macam) c) – temurun(sifat)
- gerigi (macam-macam) - kilau-kemilau(sifat)
- seruling(kata beda) - kalut-kemelut(macam-macam)

b) – telunjuk(sifat dari kata dasarnya) d)- kinerja
- gelembung(sifat sda) - sinambung (saling)
- telapak(kata benda) - tutur - tinutur
- patuk – pelatuk - tambah - tinambah

j. Akhiran –an
1. Akhiran –an berfungsi membentuk kata benda
Contoh:
1) tulis (kata kerja) + an menjadi tulisan (kata benda)
2) datar ( kata sifat) + an menjadi dataran ( kata benda)
2. Makna akhiran –an
1) menyatakan hasil/akibat : (Tulisanmu bagus sekali),(hukuman)
2) menyatakan sesuatu yang di…( dia mengikuti anjuranmu),(catatan)
3) menyatakan alat : ( Saringan teh ibu telah rusak)
4) menyatakan tempa : (Haris berhenti di tikungan yang tajam)
5) menyatakan jumlah/satuan : (Yang hadir puluhan ribu arang)
6) menyatakan kumpulan/seluruh:(Ladang sayuran Bibi diseberang lautan)
6) menyatakan tiap : ( Ia langganan majalah Bulanan)
7) menyatakan sifat seperti bentuk dasar: ( Adik suka makan kue asinan)
8) menyatakan makna sekitar : (Film itu dibuat tahun 50-an)
9) menyatakan hal/cara : (Pimpinan yang baru ini sangat ramah),(didikan)
10)menyatakan menyerupai : (Cukna suka main rumah-rumahan)
k. Akhiran –kan
1. Akhiran –kan berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif
Arti akhiran –kan:
1) Membuat sesuatu, menyebabkan jadi (meninggikan, membesarkan, memutihkan...
2) Melakukan sesuatu untuk orang lain (membelikan, memandikan, membukakan…
3) Memberi: menamakan, menasihatkan, menggelarkan….
4) Membawa: melarikan, menerbangkan …
2. Akhiran –kan berfungsi membentuk kata kerja imperatif (bentuk perintah) begitu juga akhiran –i.
Makna akhiran -kan
1) Benefaktif: menyatakan perbuatan untuk orang lain ( kirimkan, tembakkan, buatkan)
2) Kausatif: membuat jadi / menjadikan ( hitamkan, tebarkan, masukkan, gorengkan)
3) Intensitas: melakukan pekerjaan sungguh-sungguh (pegangkan)
4) Tidak sengaja (termanfaatkan)
5) Pengantar objek sebagai pengganti kata depan (bermandikan, bertaburkan)
l. Akhiran -i
Akhiran –i berfungsi dalam pembentukan kata kerja aktif transitif.
Arti akhiran –i
1) menghilangkan/membuang : menggeluti, membului, menguliti…
2) menyatakan tempat : memasuki, mengelilingi, menjahui ….
3) membri kepada/menyebabkan : menyusui, menggarami, menghargai ….
4) dilakukan berulang-ulang : memukuli, melempari, menembaki, menimbuni ….
m. –lah, -kah, tah, -pun
Partikel adalah bentuk yang berfungsi sebagai penegas.
Partikel –pun hanya dipakai dalam kalimat deklaratif (berita). Penulisannya harus terpisah kecuali jika digunakan sebagai bagian dari kata penghubung; walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun, adapun, dll
- Partikel –lah digunakan dalam kalimat perintah (imperatif) / kalimat berita (deklaratif), baik positif maupun negatif.
- Partikel –lah digunakan untuk menghaluskan perintah.
Contoh: 1) Berangkatlah sekarang sebelum hujan turun!
2) Tulislah alamat lengkapmu agar raport yang dikirim tidak nyasar!
- Partikel –lah digunakan untuk memberikan ketegasan sedikit keras dalam kalimat berita
Contoh: 1) Berdasarkan penjelasanmu, jelaslah kamu yang bersalah.
2) Dialah yang memberitakan kejadian itu di Koran.
- Partikel –kah: memberikan tekanan dalam mempertanyakan hal yang tak tentu.
Contoh: 1) Tidakkah kau mengenalnya sejak kecil?
2) Diakah yang akan kau ajak pergi?
- Partikel –tah (jarang dipakai) fungsinya sama dengan –kah
Contoh: 1) Beginitah caramu berbakti pada orang tuamu?
2) Apatah kau sudah bosan membaca?
- Partikel –pun hanya digunakan dalam kalimat berita, untuk mengeraskan / memberikan tekanan pada kata yang bersangkutan.
Penulisannya dipisahkan dari kata yang diikutinya.
Contoh: 1) Akhirnya, mereka pun setuju dengan usul saya.
2) Siapa pun harus menaati tata tertib sekolah ini
- Partikel –pun sering digunakan bersama –lah untuk menandakan perbuatan / proses mulai berlaku / terjadi.
Contoh: 1) Beberapa menit kemudian hujan pun turunlah
2) Para peserta yang menolak pun, mulailah berpikir-pikir lagi.
n. Akhiran –ku, -mu, -nya
1) Fungsi akhiran –ku: sebagai kata ganti orang pertama tunggal (hidupku, rumahku, ibuku…)
2) Fungsi akhiran –mu:sebagai kata ganti orang ke-2 tunggal/jamak (adikmu, radiomu)
3) Fungsi akhiran –nya: sebagai kata ganti orang ke-3 tunggal (tamunya, mobilnya)
Arti akhiran –nya:
- Menjelaskan situasi : rajinnya, tekunnya, cantiknya…
- Sebagai kata tugas : rupanya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya….
o. Akhiran –wan, -man, -wati merupakan imbuhan serapan yang berasal dari bahasa sansekerta dan berfungsi membentuk kata benda.
1) - Menyatakan orang yang ahli : (ilmuwan, negarawan)
2) - Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan: (usahawan, wartawati)
3) - Menyatakan orang yang memiliki sifat : (dermawan, budiman, rupawan)

p. Akhiran –isme, -is, -isasi, itas, -logi, -or
a) Fungsi –isme
Membentuk kata benda yang memiliki arti/nosi aliran/paham/ajaran
Contoh: patriotisme, liberalisme, nepotisme, naturalisme,komunisme
b) Fungsi – is
Membentuk sifat yang memiliki arti/bersifat seperti kata dasarnya
Contoh : novelis, gitaris, minimalis, vokalis, agamis
c) Fungsi – isasi
Bermakna proses/hal-hal yang berhubungan dengan
Contoh: labelisasi, imunisasi, reboisasi, globalisasi
d) Fungsi –itas
Untuk membentuk kata sifat seperti kata dasarnya.
Contoh : aktivitas, loyalitas, mayoritas, kriminalitas, rutinitas, kreatifitas
e) –logi
Akhiran ini bermakna ilmu yang berhubungan dengan kata dasarnya
Contoh: biologi, sosiologi, fonologi, psikologi
f) Fungsi –or
Fungsi untuk menyatakan pelaku pada kata dasarnya.
Contoh: proklamator, deklamator, promotor, moderator,orator,kontraktor

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KETERAMPILAN MENULIS

PARAGRAF
Paragraf : serangkaian kalimat yang bertautan dan mengungkapkan ide / gagasan yang memiliki satu pikiran utama dan penjelas.
Syarat paragraf yang baik: kesatuan, kepaduan / koherensi, dan kelengkapan.
Paragraf terdiri atas gagasan utama dan gagasan penjelas.
a. Gagasan utama: gagasan yang menjadi dasar pengembangan paragraf, yang berada pada kalimat topik.
Gagasan utama ditandai oleh kata kunci sbb:
- sebagai simpulannya - dengan demikian….
- yang penting…. - pada dasarnya…
- jadi…. - intinya…….
b. Gagasan penjelas: perannya menjelaskan gagasan utama
ciri-ciri kalimat penjelas biasanya berisikan:
- contoh-contoh, - uraian-uraian kecil,
- peristiwa ilustrasif, - kutipan-kutipan, dan
- gambaran-gambaran yang sifatnya parsial (berhubungan/bagian dari keseluruhan)
Paragraf yang baik memiliki ciri-ciri sbb:
- Kohesif (kepaduan bentuk), - kesatuan,
- Koherensi (kepaduan makna), - kelengkapan.

Jenis-Jenis Paragraf
a. Berdasarkan letak pikiran/gagasan utamanya
1. Deduktif : kalimat utama diawal paragraf
Contoh:
Jadi, karya sastra yang baik adalah upaya yang cukup tepat untuk mengenal sekaligus memahami bahasa Indonesia secara signifikan/penting. Tentu saja dalam memahami bahasa itu tidak cukup dengan membaca. Hal itu harus pula diperhatikan dengan cara melatih diri dan mengembangkan berbagai pendapatnya ke dalam bentuk tullisan.

2. Induktif : kalimat utama di akhir paragraf
Contoh: Pembicaraan ringkas mengenai puisi-puisi Remy silado ini, tentu saja sebatas bentuk luasnya. Ada banyak hal yang sesungguhnya menarik dan pembahasan mengenai hal-hal yang menarik itu tidak cukup hanya dikupas sepintas lalu. Meskipun begitu, pembicaraan ini setidak-tidaknya sebagai langkah awal untuk mengupas lebih jauh karya Remysilado.
Bagaimanapun juga, Remy silado dengan cara dan gayanya sendiri, telah ikut memperkaya petaperpuisian di Tanah Air.

3. Ineratif : kalimat utama di tengah
Contoh: Ia sering mengganggu kami belajar. Adik saya ini memang nakal sekali. Jika kami marah, ia tertawa terkekeh-kekeh atau menangis. Jika kami lengah, buku kami dicoret-coret.
4. Campuran : kalimat utama di awal dan di akhir
Contoh: Carli bintang kelas kami, setiap ulangan pasti ia mendapat nilai di atas delapan.
Memang ia sangat rajin belajar, orang tuanya pun selalu membantu bila dia belajar di rumah, Carli adalah kebanggan kelas kami dan orang tuanya.

Jenis-jenis Karangan
1. Narasi : Cerita (novel, cerpen,drama dll)
2. Argumentasi : ide/gagasan (laporan penelitian ilmiah)
3. Eksposisi : Paparan (laporan kegiatan,resep,notulen rapat…)
4. Persuasi : Bujukan (iklan)
5. Deskipsi : Pelukisan (pembaca seolah bisa melihat,mendengar, menyaksikan sendiri)


b. Berdasarkan pola pengembangannya
1. Paragraf umum – khusus: paragraf yang dimulai dengan pikiran utama / pernyataan umum kemudian diikuti pikiran penjelas / pernyataan khusus.
2. khusus umum: dimulai dengan pikiran penjelas / pernyataan khusus dan diakhiri dengan kesimpulan
3. definisi: paragraf yang memberikan batasan tentang sesuatu dengan menguraikannya menjadi beberapa kalimat
4. sebab – akibat: dimulai dengan peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab dan diakhiri dengan peristiwa yang menjadi akibat.
5. akibat – sebab: diawali peristiwa-pwristiwa yang menjadi akibat, selanjutnya diuraikan peristiwa yang menjadi akibatnya.
6. analogi: menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal
7. perbandingan: mengungkapkan persamaan dan perbedaan 2 obyek / lebih yang menggunakan kata-kata pembanding.
8. contoh: mengemukakan suatu pernyataan, diikuti rincian berupa contoh-contoh.
9. generalisasi: uraian khusus menuju kesebuah kesimpulan.
10.kronologi: disusun berdasarkan urutan kejadian waktu
Beberapa Istilah yang berhubungan paragraf
1. judul : nama / kepala karangan yang ditulis dalam bentuk kata / frase
2. topik : (kalimat utama) kalimat yang menjadi inti pembahasan (kalimat apa adanya)
3. tema : ide yang menjiwai karangan (sumber dari pengalaman/penelitian)
4. gagasan utama : ide/gagasan pokok (menggunakan bahasa sendiri)
5. gagasan penjelas: yang menjelaskan

MENULIS RESENSI BUKU
1. Pengertian
Resensi buku berarti menilai, menimbang, dan mengulas buku.
Kegiatan meresensi buku mencakup tiga hal
1) Memberikan penilaian
2) Mengungkapkan kembali isi buku
3) Membahas atau mengkritik isi buku

2. Langkah-langkah Meresensi Buku
a. Menjajaki buku yaitu mengenali temanya, penerbitnya, pengarangnya, jenis buku apa, dan sebagainya.
b. Membaca buku secara mendalam, cermat, dan teliti.
c. Menandai bagian-bagian dalam buku yang dianggap penting
d. Membuat sinopsis atau intisari buku
e. Melakukan penilaian secara objektif
f. Mengkoreksi kesalahan.

3. Unsur-unsur Resensi Buku
Judul resensi
Data buku : judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, catakan, dan harga.
Pembukaan : memaparkan kekhasan buku.
Isi : sinopsis, ulasan buku, keunggulan,kelemahan buku,/tinjauan bahasa.
Penutup : sasaran pembaca, menarik atau tidak sebuah buku.

Menulis Rangkuman Isi Buku Pengetahuan Populer
1. Pengertian
Rangkuman isi buku adalah penyajian kembali sebuah buku dengan kata-kata sendiri. Merangkum isi buku sebenarnya menyederhanakan buku menjadi lebih singkat dengan tetap mempertahankan pola urutan atau sistematika buku itu sendiri.
2. Langkah-langkah
a. membaca buku pengetahuan dengan cermat
b. menulis pokok-pokok isi buku dengan kata-kata kunci
c. menyusun rangkumannya berdasarkan kata kunci
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merangkum buku
a. Menggunakan kalimat tunggal.
b. Panjang rangkuman disesuaikan dengan panjang pendeknya buku yang dirangkum
c. Gagasan asli pengarang buku harus tetap dipertahankan
d. Penyusun rangkuman tidak boleh memasukkan gagasan baru.

TABEL: Daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi yang berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun bersistem, terdiri atas kolom-kolom dan baris-baris.

GRAFIK: Merupakan visualisme tabel. Tabel yang berupa angka-angka dapat disajikan dalam bentuk gambar/Grafik.

BAGAN: sekema / gambaran secara analis dan setatistik tenteng proses yang terjadi.

PETA: representasi melalui gambar suatu daerah yang menyatakan sifat seperti batas daerah dan sifat permukaan.

DENAH: gambar yang menunjukkan letak kota, jalan........
Denah juga dapat diartikan sebagai gambar rancangan rumah/bangunan.

SLOGAN
Slogan: Perkataan/kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menginformasikan sesuatu. Slogan dapat diartikan penyemangat karena biasanya dijadikan visi, misi, harapan, dan tujuan organisasi/lembaga tertentu.
Contoh: BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA JATUH.

POSTER
Lembar pengumuman berupa plakat/papan bertulis hal penting/ide, bersifat komersial yang dipasang di tempat umum biasanya disertai gambar.

IKLAN
Alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik agar masyarakat terbujuk (mengikuti pesan/beli)

SURAT PEMBACA
Surat Pembaca: surat yang ditulis pembaca, dalam rubric khusus di majalah/Koran ditujukan untuk pembaca / redaksi yang berisikan tentang; kritik, saran, ucapan, dan himbauan. Bahasa harus sopan, singkat, jelas dan berdasarkan fakta.

TELEGRAM
Berita yang dikirim dari jarak jauh dengan telegraf/kabar kawat.
Ciri-ciri
(1)alamat yang dituju harus jelas dan lengkap (2)kalimat dalam telegram harus singkat dan jelas,(3) ditulis menggunakan huruf kapital/huruf kecil semua,(4) tanda baca ditulis dengan huruf, (5) biaya telegram dihitung berdasarkan jumlah kata termasuk untuk alamat yang dituju,(6) satu kata maksimal 15 huruf.

SURAT DINAS
Surat dinas: surat yang dikirimkan oleh instansi atau pihak lain untuk urusan kedinasan. Oleh karena itu bahasa yang digunakan harus bahasa baku/resmi. Adapun ketentuan dalam manulis surat dinas adalah sebagai berikut.
1. Kepala surat, meliputi lembaga/instansi, alamat (nama jalan, nomor), telepon (bila ada), nama kota dank ode pos.
2. Nomor surat, meliputi nomor surat tersebut dibuat, kode dan singkatan instansi/organisasi, angka bulan dan tahun.
3. Lampiran,(tulis berapa lembar/bendel bila ada),bila tak ada beri tanda penghubung(-)
4. Perihal, mengenai apa maksud surat tersebut dibuat, misalnya undangan, pemberitahuan, permohonan izin tentang sesuatu/peminjaman dan sebagainya.
5. Tanggal surat, tidak dituliskan nama kota, tidak memakai tanda hubung, dan bulan ditulis menggunakan huruf.
6. Penulisan alamat surat di sebelah kiri, hal ini dimaksudkan jika nama orang atau badan yang dikirimi surat itu terlalu panjang, tidak perlu memikirkan di mana nama itu harus dipenggal. Tidak perlu memakai kata ‘kepada’, dan diakhir nama kota tidak perlu memakai tanda baca titik.
Contoh:
Yth. Kepala SMP Assalaam
Jalan Garuda Emas 57 Solo
7. Perhatikan juga kata sapaan hormat
Contoh:
Yang terhormat Kepala SMP….
Yang Terhormat Kapolsek…
(kata sapaan huruf awal ditulis menggunakan huruf capital)
8. Membuka atau memulai surat dengan memberikan salam pembuka.
Salam pembuka selalu diakhiri dengan tanda baca koma(,).
Contoh:
- Dengan hormat, - Salam sejahtera,
- Assalamualaikum wr.wb., - Salam pramuka,
9. Pendahuluan surat mengarah pada pemberitahuan yang ada hubungannya dengan isi surat.
10. Isi surat merupakan bagian terpenting yang ingin disampaikan.
Bagian ini biasanya merupakan bagian yang paling banyak dalam surat.
11. Menutup surat dengan kalimat yang menyenangkan hati penerima surat.
Contoh:
- Sekian dan terimakasih
- Atas perhatiann Saudara, saya (kami) ucapkan terimakasih.
- Atas bantuan Bapak. Saya (kami) ucapkan terimakasih.
12. Setelah menutup surat, berilah salam penutup yang ditulis sebelm nama pengirim surat. Salam penutup selalu diakhiri dengan tanda baca koma.
Contoh:
- Hormat saya, - Wassalamualaiku….,
- Hormat kami, - Teriring salam dan doa,
13. Setelah salam penutup, kamu tulis nama, jabatan, tanda tangan pengirim surat, dan distempel. Ditulis juga “tembusan” (kalau ada).
Selain mempunyai ketentuan di atas, surat dinas juga mempunyai sistematika baku. Sistematika atau urut-urutan bagiannya dapat dilihat pada contoh surat dinas berikut.:



PROPOSAL KEGIATAN
1. Pengertian
Perencanaan sebelum melakukan kegiatan yang mencakup bentuk kegiatan, waktu, acara, teknis pelaksanaan, dan anggaran biaya.

2. Format Proposal

JUDUL PROPOSAL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB II RENCANA KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
B. Waktu Kegiatan
C. Pelaksanaan Kegiatan

BAB III PENUTUP

NB : susunan panitia, susunan acara, dan estimasi dana dilampirkan dalam proposal.

BUKU HARIAN:
Berisi cerita pengalaman pribadi. Catatan harian ini bisa berupa kesan, pendapat, perasaan, pengalaman, atau harapan. Catatan harian bisa berupa cerpen, novel, puisi, dan lain-lain. Buku harian biasanya memiliki struktur isi 5W+1H (when = kapan, what = apa, who = siapa, where = di mana, why = mengapa, dan how = bagaimana)

MEMO (memorandum)
Pesan singkat bersifat dinas yang dipakai intern dalam suatu instansi/lembaga, terutama dari atasan kepada bawahan/yang kedudukannya sama. Isi memo berupa pesan, saran, petunjuk, penerangan, ataupun perintah singkat, tapi lengkap, jelas, dan efektif. Memo biasanya tulis tangan.
Contoh memo sederhana:
Solo, 27 April 2010

Seluruh siswa besok membawa mukena karena akan diadakan sholat gerhana bersama

Kepala Sekolah
Sigit, Rahardja, S.Si
Memo yg lengkap menggunakan kop surat, tujuan, dan pengirim.

TAJUK
Tajuk rencana adalah: merupakan bagian surat kabar / majalah yang berisi berita yang sudah diberi ulasan, sikap dan pendapat redaksi yang bersangkutan, sehingga kualitas tulisan sangat diutamakan.
Contoh:

FAKTA/PENDAPAT/KRITIK
Fakta: uraian berdasarkan kebenaran/kenyataan, tempat, waktu, jumlah dll…
Pendapat/opini: pikiran/perkiraan tentang sesuatu, pendirian seseorang yang kebenarannya perlu dibuktikan
Kritik: Tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik/buruk mengenai sesuatu. Kritik bisa berupa tanggapan positif/negatif.

SIMPULAN
Dapat diketahui berdasarkan letak gagasan pokok. Dicari ide pokoknya tiap paragraf.

Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif
Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, secara garis besar membaca dibagi atas membaca intensif dan membaca ekstensif.

Membaca intensif Membaca ekstensif
Kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama Kegiatan membaca secara luas
Hanya membaca satu atau pilihan dari bahan bacaan yang ada Bahan bacaan atau teks bacaan bermacam-macam
Bertujuan untuk menumbuhkan serta mengasah kemampuan membaca secara kritis Tujuannya hanya sekedar untuk memahami isi yang penting-penting saja dari bahan bacaan denagn menggunakan waktu yang sesingkat mungkin.

A. Penulisan Nama, Gelar, Singkatan, dan Akronim
1. Penulisan Nama dan Gelar
a. Penulisan nama orang yang disingkat, baik yang disingkat nama di awal maupun nama di akhir, nama yang disingkat tersebut tersebut ditulis dengan huruf kapital. Setiap satu kata nama yang disingkat dengan satu huruf kapital diberi titik.
Contoh: W.S. Rendra, Sunarni P.S.
b. Penulisan gelar seseorang, ada yang setiap satu kata disingkat dengan satu huruf kapital dan diberi titik, ada juga yang setiap satu kata gelar disingkat menjadi satu huruf kecil lalu diberi titik. Hal ini terjadi karena ada gelar yang jika disingkat hampir sama dan supaya tidak menimbulkan salah pengertian.
Contoh: Mulyadi, S.P. (Sarjana Pertanian)
Ali Burhan, S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
c. Sejak 1993, sudah banyak digunakan gelar dengan menggunakan bahasa Indonesia. Gelar Doktorandus (Drs.) dan gelar Insinyur (Ir.) sudah tidak digunakan lagi karena bebahasa asing.
d. Gelar jika ditulis di belakang nama seseorang, sebelum menulis gelar harus diberi tanda baca koma (,) terlebih dahulu. Hal ini untuk membedakan penulisan singkatan nama.
Contoh: Cambali, S.H. (Cambali Sarjana Hukum)
Cambali S.H. (Cambali Setyo Hadi)
e. Hal yang sering terjadi salah tulis yaitu menyingkat gelar dokter dan doktor. Gelar dokter berarti lulusan sarjana strata 1 nama gelarnya ditulis dengan huruf “d” kecil, sedangkan doktor berarti lulusan sarjana strata 3 nama gelarnya ditulis dengan huruf “D” kapital. Apabila dengan alasan huruf awal dan dokter ingin ditulis dengan huruf kapital, maka penulisan gelar jangan disingkat supaya tidak menimbulkan salah pengertian.
Contoh: Dokter Santoso = dr. Santoso (dokter Santoso)
Dr. Santoso (doktor Santoso).
2. Penulisan Akronim dan Singkatan
a. Akronim yaitu singkatan yang dapat dibaca atau dilafalkan seperti kata (dapat dibaca seperti kata).
Contoh: ABRI, SIM, pemilu, rudal, puskesmas, sidak, dan sebagainya.
b. Singkatan yaitu bentuk yang dipendekkan yang terjadi atas satu huruf atau lebih. Macam-macam singkatan antara lain:
1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: Bpk. (bapak); S.E. (sarjana ekonomi).
2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi serta nama dokumen resmi yang terdiri atas awal kata ditulisdengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Misalnya: DPR; KTP.
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dsb.; Yth.
4) Singkatan dua kata menjadi dua huruf , ditulis huruf kecil dan setiap huruf diberi tanda titik. Misalnya: a.n. (benar); a/n (salah), d.a. (benar); d/a (salah).
5) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: cm (centimeter); Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS