RSS

Siapa bilang Pacitan kota sepi dan mati? luangkan waktu jalan-jalan menikmati 1001 goa dan pantai di Pacitan.

Halaman

Cinta Sejati Satu Istri bukan Nafsu...

MAMPUKAH KITA MENCINTAI ISTRI KITA TANPA SYARAT???

Ini cerita Nyata, beliau adalah Bp. Eko Pratomo, Direktur Fortis
Asset Management yg sangat terkenal di kalangan Pasar Modal Dan
Investment,
Beliau juga sangat sukses dlm memajukan industri Reksadana di
Indonesia .

Apa yg diutarakan beliau adalah Sangat Benar sekali..

Silahkan baca Dan dihayati.

* MAMPUKAH KITA MENCINTAI TANPA SYARAT *

Buat para suami baca ya..... Istri & calon istri juga boleh..

Dilihat dari usianya beliau sudah tidak muda lagi, usia yg sudah senja
bahkan sudah mendekati malam,Pak Suyatno 58 tahun kesehariannya diisi
dengan merawat istrinya yang sakit istrinya juga sudah tua. Mereka menikah sudah
lebih 32 tahun..

Mereka dikarunia 4 orang anak disinilah awal cobaan menerpa,setelah istrinya melahirkan
anak ke empat tiba2 kakinya lumpuhdan tidak bisa digerakkan itu terjadi selama 2 tahun, menginjak tahun ke tiga seluruh tubuhnya menjadi lemah bahkan terasa tidak bertulang lidahnyapun sudah tidak bisa digerakkan lagi.

Setiap hari Pak suyatno memandikan, membersihkan kotoran, menyuapi, dan mengangkat istrinya keatas tempat tidur. Sebelum berangkat kerja dia letakkan istrinya didepan TV supaya istrinya tidak merasa kesepian.

Walau istrinya tidak dapat bicara tapi dia selalu melihat istrinya tersenyum,
untunglah tempat usaha Pak suyatno tidak begitu jauh darirumahnya sehingga sianghari dia pulang untuk menyuapi istrinya makan siang. Sorenya dia pulang memandikan istrinya, mengganti pakaiandan selepas maghrib dia temani istrinya nonton televisi sambil menceritakan apa2saja yg dia alami seharian.

Walaupun istrinya hanya bisa memandang tapi tidak bisa menanggapi,
Pak Suyatno sudah cukup senang bahkan dia selalu menggoda istrinya setiap
berangkat tidur.

Rutinitas ini dilakukan Pak Suyatno lebih kurang 25 tahun, dengan sabar
Dia merawat istrinya bahkan sambil membesarkan ke empat buah hati mereka, sekarang anak2 mereka sudah dewasa tinggal is bungsu yg masih kuliah.

Pada suatu Hari ke empat anak suyatno berkumpul dirumah orang tua mereka sambil menjenguk ibunya. Karena setelah anak mereka menikah sudah tinggal dengan keluarga masing2dan Pak Suyatno memutuskan ibu mereka dia yg merawat, yang dia inginkan hanya satu semua anaknya berhasil.

Dengan kalimat yg cukup hati2 anak yg sulung berkata " Pak kami ingin sekali merawat ibu semenjak kami kecil melihat bapak merawat ibu tidakada sedikitpun keluhan keluar dari bibir bapak....... ...bahkan bapak tidak ijinkan kami menjaga ibu" . Dengan air mata berlinang anak itumelanjutkan kata2nya "sudah yg keempat kalinya kami mengijinkan bapak menikahlagi, kami rasa ibupun akan mengijinkannya, kapan bapak menikmati
masa tuaBapak dengan berkorban seperti ini kami sudah tidak tega melihat bapak, kami janji kami akan merawat ibu sebaik-baik secara bergantian".

Pak Suyatno menjawab hal yg sama sekali tidak diduga anak2 mereka."
Anak2ku ......... Jikalau perkawinan & hidup didunia ini hanya untuk nafsu,
mungkin bapak akan menikah..... .tapi ketahuilah dengan adanyaibu kalian disampingku itu sudah lebih dari cukup, dia telahmelahirkan kalian.. Sejenak kerongkongannya tersekat,... Kalian yg selalu kurindukan hadir didunia ini dengan penuh cinta yg tidak satupun dapat menghargai dengan apapun. Coba kalian tanya ibumu apakah dia menginginkan keadaannya
seperti Ini.

Kalian menginginkan bapak bahagia, apakah bathin bapak bisa bahagia meninggalkan ibumu dengan keadaanya sekarang, kalian menginginkan bapak yg masih diberi Tuhan kesehatan dirawat oleh orang lain, bagaimana denganIbumu yg masih sakit."

Sejenak meledaklah tangis anak2 Pak Suyatno.Merekapun melihatbutiran2 kecil jatuh dipelupukmata ibu Suyatno .. Dengan pilu ditatapnyamata suami yg sangat dicintainya itu.. Sampailah akhirnya Pak Suyatno diundang oleh salah satu stasiun TV swasta untuk menjadinara sumber dan merekapun mengajukan pertanyaan kepada Suyatno kenapa mampu bertahan selama 25 tahun merawatistrinya yg sudah tidak bisa apa2.. Disaat itulah meledak tangis beliau dengan tamu yg hadir di studio kebanyakan kaum perempuanpun tidak sanggup menahan haru. DisitulahPak Suyatno bercerita.

"Jika manusia didunia ini mengagungkan sebuah cinta dalam perkawinannya,
Tetapi tidak mau memberi ( memberi waktu, tenaga, pikiran,perhatian )
adalah kesia-siaan. Saya memilih istri saya menjadi pendamping hidup saya,
dan sewaktu dia sehat diapun dengan sabar merawat saya mencintai saya
dengan hati dan bathinnya bukan dengan mata, dan dia memberi saya 4 orang anak yg lucu2..

Sekarang dia sakit karena berkorban untuk cinta Kita bersama..Dan itu merupakan ujian bagi saya, apakah saya dapat memegang komitmen untuk mencintainya apa adanya. Sehatpun belum tentu saya mencari penggantinya Apalagi dia sakit,,,"

Semoga perenungan ini bermanfaat besar bagi Anda, aaammiiin

(Cerita ini kudapatkan dari ustz. Bambang AR)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Untuk Kita Renungkan

.....Dahsyatnya sakarotul maut dari Habib H Al Kaff....
Nabi bertanya, "Wahai Izroil, sebelum kau cabut nyawaku aku bertanya.....bagaimanakah rasanya saat nyawa dicabut itu?"
Izroil menjawab: "Seperti orang yang dikupas dalam keadaan hidup."
Nabi berkata: "Kalau begitu kumpulkan semua rasa sakit umatku biar aku saja yang menanggungnya!"
Izroil menjawab: "Khusus hal ini tidak dapat dikabulkan wahai Rosulullah, masing-masing umatmu harus merasakan sendiri, wahai saudaraku.....
Terkadang kematian hanya lekat dengan pikiran orang yang sudah uzur, seringkali ingatan kematian tidak ada dalam aktifitas sehari-hari kita, seolah hanya orang-orang uzur yang memilikinya. hingga kita tidak sempat mengingat bekal untuk sebuah fase yang pasti kita alami. banyak sekali dari kita yang salah dalam berbekal dalam hidup ini, seperti berbekal untuk masa depan anak dengan asuransi, berbakal untuk liburan untuk liburan keluarga, perayaan haari ulang tahun, pernikahan, untuk menyenangkan pimpinannya, pensiun dll...................
Imam All bin Abu Tholib ra mengatakan bahwa bekal yang baik untuk manusia agar selamat di akhirat adalah "TAQWA"
Saudaraku yang dimuliakan Allah S.W.T.....
Siapkan pembaringan itu dengan amalan sholeh sebagai tikar alas nanti, jangan tertipu nafsu dan glamournya duniawi yang mana maut telah mngepak-epakkan sayap di atas kepala kita...
Ya Allah, berikan kematianku dan saudaraku yang tercinta ini khusnul khotimah, aaammiiin...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Tips Haji


Persiapan Berangkat Haji dan Perlengkapannya

1.Membersihkan diri dari dosa dan kesalahan baik langsung kepada Allah SWT. maupun kepada sesama manusia.
2.Mempersiapkan mental untuk mengikuti seluruh rangkaian ibadah haji yang memerlukan ketangguhan, keikhlasan dan ketawakalan atau kepasrahan kepada Allah SWT.
3.Mempersiapkan biaya, baik selama dalam perjalanan haji, maupun untuk nafkah keluarga yang ditinggalkan.
4.Melaksanakan kewajiban-kewajiban yang berhubungan dengan harta kekayaan, seperti zakat, nadzar, hutang, infaq dan shadaqah.
5.Bersilaturahmi pada saudara maupun kawan.
6.Menyelesaikan segala urusan yang berhubungan dengan keluarga.
7.Memohon do'a restu kepada kedua orang tua (jika masih hidup)
8.Mempersiapkan ilmu dan pengetahuan agama, khususnya manasik haji
9.Menjaga kesehatan dan mempersiapkan obat-obatan pribadi selama dalam perjalanan haji.
10.Mempersiapkan beberapa perlengkapan yang dianggap perlu, diantaranya :

Perlengkapan Pria
a. Baju sehari-hari (Baju identitas Ind, koko, kaos dll)
b.Kain Ihram 3 lembar 1,5 stel
c.Ikat pinggang
d.Keperluan mandi
e.Kain sarung

Perlengkapan Wanita
a. Mukena / Krudung besar yang bisa untuk sholat
b.Tunik putih atau jubah putih untuk ihram 2
c.Baju sehari-hari 2 setel plus baju identitas negara
d.Jilbab untuk sehari-hari 2 buah
e.Masker
f.Kaos kaki7
g.Pembalut / panti liner

Perlengkapan untuk Pria dan Wanita
1.Kaos kaki tebal untuk yang tidak tahan AC
2.Selimut tipis Kain jarit
3.Sandal amfibi/bisa untuk di air yg tdk mudah lepas Sepatu sandal karet
4.Mukena pendek untuk identitas rombongan/regu
5.Kaos kaki sekitar 7 pasang wanita
6.Buku catatan / Diary,pulpen,Spidol Atlin
7.Hanger/gantungan baju Yang praktis/kecil
8.Jepit jemuran
9.Kantong plastik (kresek) untuk sandal jika masuk masjid
10.Gunting kecil untuk Tahallul Bungkus karbon
11.Topi Bila perlu
12.Jarum,benang, peniti dkk
13.Biaya untuk dam, kurban dsb.
14.Changer HP/camera
15.Pisau dibungkus karbon
16.Potongan kuku dibungkus karbon
17.Mie,lauk tahan lama,gula,cabe,snack
18.Sampo saset,sabun cletet
19.Buku panduan dan doa
20.Kalender kecil
21.Lakban, karet, plastik es
22.Jrigen,brangkat diisi beras,pulang isi air zam-zam
23.Tisu /sapu tangan
24.Cream plindung kulit
25.Mug/gelas bertutup yang awet panas
26.Piring anti pecah dan sendok 2
27.Jahe, kencur Untuk obat batuk
28.Tas ranksel yang banyak sakunya
29.Handuk kecil masuk tas tenteng
30.Kantung kain untuk membawa batu kerikil saat lempar jumrah bertali
31.Semprotan air
32.Kaca mata hitam Bila perlu

Tips hindari sakit batuk
• Kurangi minum manis dan dingin
• Gunakan penghangat leher
• Bawa obat-obatan yang biasa dipakai di tanah air
• Hindari makan yang berminyak

Tips hindari Influenza
• Rajin pakai masker basah
• Jaga kebersihan
• Istirahat cukup
• Makan buah dan sayur
• Sering minum

Tips Membawa Barang
• Barang bawaan maksimal 35 kg
• Barang yang dipakai di perjalanan masukkan ke tas tentengan
• Jangan membawa barang-barang yang terlarang
• Ikat koper dengan rapi
• Tandai koper dengan tanda tertentu (pita, kain dll)

Awas Copet !
• Kawasan sekitar Masjidil Haram, ada tiga titik rawan yang harus diwaspadai para jamaah karena rawan kecopetan:
• Daerah sekitar pelataran masjid
• Seputaran Ka'bah dan
• Tempat Tahalul (Marwah).

Tips Saat Tawaf Qudum
• Saat Tawaf qudum (selamat datang) dilakukan tak lama setelah jamaah tiba di Makkah. Karena masih lelah setelah perjalanan, dan banyak jamaah yang belum mengenali lokasi akibatnya banyak yang tersesat, maka usahakan membuat kelompok kecil dan jangan sampai terpisah.

Tips Agar tak Tersesat
• Hafalkan lokasi pondokan
• Catat nomor telepon atau alamat pondokan dan selalu dibawa saat meninggalkan pondokan
• Berangkat dengan rombongan
• Bila terpisah dari rombongan, ikut rombongan jamaah RI lainnya
• Cari petugas haji
• Bawa tanda pengenal ke mana-mana (tas passport)
• Jamaah yang berusia lanjut (lansia) lebih baik didampingi oleh yang lebih muda.

Tips masuk masjid agar tidak tersesat
• Datang ke masjid minimal setengah jam sebelum waktu shalat
• Ingat nomor atau nama pintu masuk, kenali seperlunya
• Bawa kantong kain untuk menyimpan alas kaki, payung dan sebagainya, dan bisa dibawa saat sholat.
• Sebelum masuk masjid buat janji dimana akan bertemu saat mau pulang bersama.
• Jangan lupa juga janji pukul berapa bertemu.
• Tempat berkumpul bisa dipasangi bendera rombongan tinggi-tinggi agar mudah dilihat dari kejauhan.
• Membuat identitas unik rombongan, bisa dengan selempang, slayer, atau pita di jilbab.

Tips Mencium Hajar Aswad
• Ambil waktu yang kondisi sekitar ka'bah tidak terlalu padat
• Pastikan fisik kuat
• Jangan bawa barang berharga
• Pastikan cara berpakaian ihram benar dan kuat
• Jangan gunakan joki
• Tidak lama-lama
• Hindari menyakiti sesama jamaah

Tips Tawaf dan Sai`
• Hafalkan do'a-do'a singkat, jangan disibukkan dengan catatan
• Berangkat dalam rombongan
• Makan sebelum berangkat
• Buat kelompok kecil
• Sepakati lokasi pertemuan
• Hindari waktu padat
• Pindah ke lantai dua dan tiga jika padat

Tips Menyimpan Uang
• Tukarkan dengan uang pecahan
• Jangan letakkan uang di satu tempat
• Jangan buka dompet di tempat umum
• Titipkan di safety box jika banyak
• Ke masjid bawa uang secukupnya

Tips di Pondokan
• Mandi 2-3 jam sebelum waktu shalat
• Jangan naik lift sendiri
• Simpan barang di tempat aman
• Matikan peralatan listrik jika pergi
• Matikan peralatan masak jika pergi
• Kenali lokasi pondokan dari jarak jauh maupun dekat
• Buat denah pondokan


Kebugaran saat ibadah haji
• Makan makanan yang mengandung gizi seimbang, banyak serat dan tak banyak mengandung lemak.
• Istirahat yang cukup. Para calon haji, kalau sudah berada di Masjidil Haram, inginnya terus-menerus melakukan ibadah tanpa memikirkan istirahat. Hal ini bisa menyebabkan jamaah haji jatuh sakit.
• Olahraga ringan setiap pagi

Tip Shalat di Masjid Nabawi
• Gunakan pakaian hangat ketika berangkat
• Datang setelah pukul 03.00 (pk 03.00 masjid baru dibuka)
• Hindari shalat di pelataran masjid
• Ingat nomor rak sandal (sebaiknya sandal dibawa)

Tips nyaman beribadah
• Jangan tergantung pembimbing
• Mantapkan tata cara berhaji
• Hafalkan doa-doa
• Buat kelompok kecil / jangan pisah dengan kelompok

CATATAN
• Benda tajam masuk kopor besar dengan dibungkus karbon/kertas almunium
• Cara menata baju di kopor besar dengan DIGULUNG PADAT dan ditali keret gelang
• Makanan(gula,sambal, lauk-pauk,minyak goreng dll) masuk kopor besar sebaiknya dibungkus plastik dan dimasukkan dalam kaleng bekas roti agar aman. Kaleng roti pulangnya untuk tempat oleh-oleh agar aman dari benturan.
• Untuk thowaf sebaiknya bawa alat ( 7karet gelang/cincin) yang bisa mengingat (jumlah putaran yang sudah dilalui)
• Sajadah, Alqur’an dan kethu (laki-laki) beli di sana sekalian untuk kenang-kenangan.
• Selalu bawa identitas, dan air minum setiap bepergian.
• Simpan barang berharga di tempat yang aman/kopor terkunci saat ditinggal pergi.
• Jangan sampai terforsir agar tetap sehat
• Hindari orang asing yang mencurigakan baik laki-laki maupun perempuan
. Hindari pinjam/sewa gunting untuk tahalul, selain mahal sering menipu.
. jangan mau kalau difoto, biasanya minta upahnya sangat mahal dan tak mau kompromi
• Selamat jalan kawan, semoga diberi kesehatan, kemudahan, kepuasan dalam
melaksanakan ibadah haji dan pulang selamat serta menjadi haji yang mabrur, aamiiin...


Ditulis berdasarkan Pengalaman Sekti Hastuti dan Ahmad Haris Ahyari, menunaikan ibadah haji th.2008

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Pacitan menuju geopark dunia


Cantiknya potensi pantai Pacitan yang terhampar luas di sebelah selatan, mulai dari pantai Lorok, pantai wawaran, pantai Teleng ria, pantai Klayar, pantai Srahu yang masih perawan menggiurkan orang luar/asing untuk menjamahnya agar bisa diteliti.

Kabupaten Pacitan yang terpencil di ujung Barat Provinsi Jatim dan perbatasan Jateng ini sedang bersiap diri untuk dijadikan kawasan geopark dunia.

Yang lebih dikenal lagi adalah goa-goa yang indah di Pacitan yang tempatnya terpencar-pencar, diantaranya Goa Gong, Goa Tabuhan, Goa Puteri, Goa Kalak, Goa Pentung, Goa Laweng Tombo, dan masih banyak lagi goa yang berumur jutaan tahun.

Tak heran jika Kabupaten Pacitan dikenal dengan nama/julukan "Pacitan Kota 1001 Goa"
Goa Gong adalah salah satu Goa yang dijadikan objek penelitian arkeologi oleh ilmuwan dari luar negeri.
mohon doa restunya agar Pacitan bisa lebih maju dan bermanfaat serta memakmurkan masyarakatnya setelah menjadi kawasan geopark dunia...aaamiiin....

Terimakasih kepada: Departemen Kebudayaan dan Pariwisata RI yang telah mengusulkan Pacitan menjadi kawasan geopark (taman bumi) dunia.
Semoga Allah mengizinkan, aaamiiin
Sekti Hastuti yang mencintai dan mengagumi kebesaran Allah

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PIDATO / CERAMAH

I. Naskah pidato tersusun atas :
1.Judul pidato
2.Salam pembuka
3.Sapaan hormat
4.Pembukaan :
(a).ucapan syukur kepada Tuhan
(b).ucapan terimakasih kepada hadirin
(c).latar belakang isi pidato
5.Isi pidato / inti pidato
(a).info pidato
(b).keunggulan / kelemahan
(c).harapan-harapan
6.Penutup
(a).simpulan
(b).ucapan maaf dan terimakasih
7.Salam penutup.

II. Langkah-langkah menyusun naskah pidato
1.menentukan tema
2.mengumpulkan bahan dan data untuk berpidato
3.menyusun kerangka naskah pidato
4.mengembangkan kerangka pidato agar menjadi naskah pidato yang baik.
5.memberi judul yang tepat

III.Langkah-langkah berpidato
1.menganalisis audiensi
2.menentukan topik
3.menyiapkan naskah pidato
4.berlatih vocal
5.mempersiapkan mental
6.melakukan pidato

IV.Teknik pidato ada 4 (INEM) yaitu :
1.Impromtu : sepontan , persiapan mendadak
2.Naskah : secara utuh baca naskah yang sudah disiapkan
3.Ekstemporan : membawa catatan kecil / garis besar pidato
4.Menghafal : menghafalkan naskah terlebih dahulu

V.Teks pidato berdasarkan tujuannya :
1.Teks pidato persuasif : mempengaruhi emosi pendengar untuk berbuat sesuatu yang ingin dicapai pembicara
2.Teks pidato argumentatif: meyakinkan pendengar tentang kebenaran suatu pendapat
3.Teks pidato informatif: memberi informasi berupa penerangan / pengarahan
4.Teks pidato deskriptif: melukiskan suatu keadaan.

KATA KAJIAN, KATA POPULER, DAN KATA SERAPAN
1.Kata Kajian (istilah)
Kata-kata yang sering digunakan dalam bidang pengetahuan yang bersifat ilmiah digunakan untuk mengkaji suatu ilmu. Biasanya digunakan untuk dalam karya ilmiah; makalah, skripsi, tesis, dll
contoh :
Kata Kajian Kata Populer
Solid Berbobot
Unsur Bagian
Resesi Lesu
Produk Hasil


2. Kata Populer
kata lebih bersifat umum dibanding kata kajian dan dapat digunakan dalam cakupan yang luas.
Contoh : kata harapan lebih umum daripada kata prospek (kajian),lesu (populer) – resesi (kajian)

3. Kata Serapan
Kata dari bahasa asing yang telah diserap sehingga memiliki bentuk sendiri dalam bahasa Indonesia.
Contoh : akses dari access, signifikan dari significant,vokal dari vocal,rute dari route

JENIS KATA
1. KATA BENDA (nomina)
1. Ciri-cirinya: Berkedudukan sebagai S,O,Pel. Tidak dapat didahului kata ingkar tidak, kata ingkar yang digunakan adalah bukan, dapat diikuti KS dengan didahului kata yang.
2. Jenis-jenisnya:
a. KB konkret
- nama diri : Ahmad, Bosnia…
- nama jenis : mobil, bintang, toko…
- nama kumpulan : pegunungan, daratan, lautan, akhirat…
b. KB abstrak
- nama keadaan : kebahagiaan, kemakmuran, kemiskinan…
- nama pekerjaan : tugasnya, lainnya, kerjanya, suaranya…
- nama sifat : kemiskinan, kebodohan, kecurangan, kekayaan, kegemaran…
- nama ukuran : volum, isi, panjang, lebar, luas, beratnya…
- nama pengertian :misalnya,keyakinan,kepercayaan,keuntungan,karugian
3. Bentuk Kata Benda
Kata dasar: kata yang tidak berimbuhan ataupun kata ulang ( air, rumah, laut…)
Kata jadian yaitu nama banda yang terdiri atas:
- kata jadian yang sebenarnya: penulis, kedudukan, kelahiran, kecurangan..
- kata ulang: hujan-hujan, rumah-rumah
- kata majemuk: orang tua, air mata, rumah sakit…

2. KATA GANTI (pronomina)
KG: Kata yang menggantikan benda atau sesuatu yang dibendakan
=>Kata ganti benda dapat dibedakan menjadi:
a. Kata ganti orang: kata yang menggantikan orang / benda penggantinya.
KGO tunggal jamak
I. Yang berbicara aku,saya,daku, ku-, -ku kami,kita
II. Yang diajak bicara Engkau,kamu,anda,dikau kalian, anda sekalian
Kau-, -mu kamu sekalian,
III.Yang dibicarakan ia, dia,beliau,nya,mendiang, mereka, -nya
Almarhum (ah)
b. Kata ganti kepunyaan: kata ganti yang menunjukkan pemilik, biasanya terletak di belakang kata benda yang diterangkan, dan bentuknya diringkas.
Misalnya: aku, ku, mu, nya
c. Kata ganti petunjuk: kata ganti yang digunakan untuk menunjuk sesuatu: biasanya ditempatkan di belakang kata benda, waktu, keadaan, dan kejadian-kejadian yang ditunjukkan.
Misalnya: ini, itu
d. Kata ganti penghubung: kata yang menghubungkan suatu kata benda dengan sifat-sifatnya atau dengan kata yang menerangkannya.
Misalnya: yang, tempat, dimana.
e. Kata ganti Tanya: kata yang menanyakan benda atau yang dibendakan serta keterangannya.
Misalnya: apa, siapa, berapa, mana, bagaimana.
Kalimat Mayor dan Kalimat Minor
1. Kalimat Mayor (kalimat utama) adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas unsur-unsur: subyek(S), dan predikat(P), namun bisa juga ditambah dengan keterangan kalimat(K)
Contoh: Mereka / sedang bermain-main. Mereka / sedang bermain-main / dengan senang
S P S P K
2. Kalimat Minor : kalimat yang hanya mengandung satu unsur pusat (Dony! __S saja), (Sudah makan? ___P saja)

Kalimat inti/kalimat sederhana: kalimat mayor yang terdiri atas dua inti yang merupakan unsur pusat (inti S dan inti P)
Teki menangis Kami memasak
S P S P
Ciri-ciri kalimat inti/sederhana: terdiri atas dua kata, berintonasi normal (S-P), berupa kalimat tunggal, sempurna dan positif.

Pola dasar kalimat inti bahasa Indonesia:
No Subjek Predikat
1 KB KB (benda)
2 KB KK (kerja)
3 KB KS (sifat)
4 KB KB (bilangan)
5 KB KD (depan)

Kalimat Transformasi: kalimat inti yang sudah mengalami berbagai macam perubahan;
a. Perubahan susunan (dari S-P menjadi P-S): Farel menangis – Menangis Farel.
b. Perubahan intonasi (dari intonasi berita menjadi intonasi Tanya): Farel menangis- Farel menangis?
c. Perubahan dari kalimat sempurna menjadi kalimat tidak sempurna: Farel menangis: Farel! Atau Menangis!
d. Perubahan dari kalimat sederhana menjadi kalimat luas: Farel menangis – Ketika kucingnya mati ketabrak mobil, Farel menangis..

3. KATA KERJA (verb)
Kata kerja (KK) adalah kata yang menyatakan perbuatan atau pekerjaan.
Contoh:
- Ibu memasak di dapur
- Adik bermain di lantai
a. Ciri-ciri kata kerja:
1) Biasanya bukan kata pertama dalam suatu kalimat
2) Dapat didahului kata: akan, sedang, hampir, hendak (akan pulang, hampir jatuh, sudah berangkat…)
3) Tidak dapat didahului awalan ter- yang berarti paling.
b. Bentuk-bentuk kata kerja:
1) bentuk kata dasar : pulang, pergi, makan, minum…
2) bentuk kata berimbuhan : bekerja, menulis, menari…
3) bentuk kata ulang : berteriak-teriak, berjalan-jalan, memukul-mukul
4) bentuk kata majemuk : berkeras hati, bermain api, memeras keringat…

c. Fungsi Kata Kerja
1) Substantif (sebagai subjek/S)
Contoh: mengukir / memerlukan / keahlian
S P O
2) Predikatif (sebagai predikat/P)
Contoh: Ibu / sedang memasak
S P
3) Atributif (sebagai kata sifat menerangkan S / ket. S)
Contoh: Anak / belajar / jangan disuruh
S ket.S P
Menggunakan Kata Kerja dengan Kata Tugas
Ada beberapa kata kerja yang membutuhkan kata tugas untuk menghubungkan kata kerja (predikat) dengan pelengkap, seperti berikut ini.
a. Menyatakan pelengkap: akan, atas, terhadap
Contoh:
1) Jodi ragu akan kejujurannya
2) Kami bangga atas prestasimu
3) Berbicaralah yang sopan terhadap kedua orang tuamu
b. Menyatakan tempat, asal, waktu: dari
1) Rumahnya dibuat dari bambu
2) Dari tadi ia diam saja
3) Dia pulang dari pantai Serahu
c. Menyatakan pembatasan: tentang, mengenai
1) Pak Lurah berbicara tentang irigasi
2) Mereka tidak tahu menahu mengenai pemicaraanmu di telepon tadi.
d. Menyatakan tujuan / kepentingan: bagi, dengan, demi, supaya, agar
1) Kita harus giat belajar demi Ujian Nasional
2) Jangan berhubungan dengan orang yang tidak dikenal identitasnya
e. Menyatakan perbandingan: daripada
1) Dia lebih rajin daripada kakaknya
2) Daripada duduk ngobrol, lebih baik baca buku.

4. KATA SIFAT (adjectiva)
Kata sifat (KS): kata yang menyatakan/menerangkan sifat khusus, watak atau menyifatkan benda/yang dibendakan.
Contoh: - Pekarangan luas
- Barang mahal biasanya tahan lama

a. Ciri-ciri KS, pada umumnya berada sesudah kata benda, tetapi tidak semua kata yang menerangkan kata benda merupakan kata sifat.
Contoh: - rumah kaca
- buku bacaan
(Kaca dan bacaan bukan kata sifat).
b. Bentuk/macam KS
1) KS dari kata dasar ( cerdik, pintar, bodoh, tua, cantik, cengeng, gemuk…)
2) KS dari kata ulang ( warna-warni, cantik-cantik, berlubang-lubang…)
3) KS dari frase ( berpikiran maju, berjiwa besar, berhati mulia, baik hati…)
4) KS dari kata serapan/pungut (asosial, amoral, primer, sekunder, aktivitas…)

c. Fungsi KS
1) Substantif ( sebagai Subjek), contoh: putih (S) / tanda suci (P)
2) Predikatif (sebagai Predikat), contoh: barang itu (S) / mahal (P)
3) Atributif(sebagai ket.Subjek), contoh: HP(S)/mewah itu (ket.S)/sangat mahal(P)

d. Tingkat Perbandingan KS
Tingkat perbandingan: tingkat sifat suatu benda yang dibentuk dengan kata lain/imbuhan sehingga membentuk frase.

Ada 4 jenis tingkat perbandingan KS
1) Tingkat kurang/lebih (komparatif), contoh: lebih kaya,lebih cantik
2) Tingkat sama/biasa/positif (ekuatif), contoh:sama rajin/serajin,sama tinggi/setinggi
3) Tingkat sangat/paling (superlatif), contoh:sangat sederhana,paling sabar
4) Tingkat maha (elatif), contoh: maha indah,mahasiswa,mahaguru,Maha Esa (‘M’ untuk Tuhan ditulis huruf kapital)
e. Perluasan KS
1) KS didahului kata kurang, sama, lebih/paling,atau ditambah dengan kata sekali.
Contoh: kurang pandai, lebih pandai, sangat/paling pandai, pandai sekali)
2) Menambah awalan se- dan akhiran-nya.
Contoh: sedalam-dalamnya, setinggi-tingginya, secepat-cepatnya…

f.Perubahan Jenis Kata
KS dapat diubah menjadi KB sbb:
1) Menambahkan akhiran-nya (manis — manisnya, cantik—cantiknya)
2) Menambahkan awalan pe- (takut --- penakut, malas—pemalas..)
3) Menambahkan konfiks ke-an ( indah—keindahan, ramai—keramaian…)

5. KATA KETERANGAN (adverbia)
Kata keterangan: menerangkan kata yang bukan kata benda.
Contoh:- menerangkan kata kerja: berlari cepat
- menerangkan kata sifat: lahan ang sangat subur
- menerangkan kata bilangan: hampir satu bulan

Menurut artinya, keterangan dapat dibagi menjadi:
a. Keterangan Waktu
1) Masih berlaku : sedang , sekarang, baru, lagi, tengah, ….
2) Sudah lalu : baru-baru ini, telah, habis,…
3) Akan dating : besok, lusa, nanti, kemudian,…
4) Frekuensi : kadang-kadang, sering, pernah, jarang,…
5) Lamanya perbuatan: berjam-jam, berhari-hari, berminggu-minggu,…
b. Kata Keterangan Tempat
Kata ini biasanya ditambah dengan kata depan: di, ke, dari, ke sana, ke sini, hingga, sampai…
c. Kata Modalitas
Yaitu, Kata keterangan yang menyatakan:
1) Kepastian : misalnya benar, tentu, pasti,…
2) Kesangsian : entah, mungkin, barangkali,…
3) Ingkaran : bukan, tidak, jangan, mustahil,…
4) Keinginan : mudah-mudahan, sebaiknya, semoga, seharusnya,…
5) Ajakan : oyo, mari, baik,..
6) Pengakuan : ya, betul, benar,…
d. Keterangan Tekanan
Yaitu memberi tekanan / penegasan pada kata / kelompok kata dalam kalimat.
Misalnya: pun, lah, kah,…
e. Keterangan Sifat dan Jumlah
Keterangan ini terdiri atas: sangat, amat, terlalu, hanya, makin, hampir,…

6. KATA BILANGAN ( numeralia )
a. Kata Bilangan Utama:
1) Kata bilangan utama tentu: satu, dua, tiga, seratus, seribu,…
2) Kata bilangan utama tak tentu: sedikit, banyak, semua,….
b. Kata Bilangan Tingkat
1) Kata bilangan tingkat tentu: kesatu, kedua, orang kedua, soal keempat,..
2) Kata bilangan tingkat tak tentu: kesekian, beberapa yang terakhir,…
c. Kata Bantu Bilangan
Misalnya: sebatang, seutas, secarik,…
d. Bentuk-bentuk kata bilangan
1) Kata bilangan asal: satu, puluh, ratus, ribu, juta …
2) Kata bilangan bersambungan: kesatu, kedua, perempatan, persepuluhan…
3) Kata bilangan berulang: satu-satu, dua-dua, tiga-tiga,…
4) Kata bilangan majemuk: lima belas, dua ratus, tiga ribu, empat juta,…

7. KATA SERU ( interjeksi )
Kata seru digunakan untuk memperkuat ungkapan, menerima, menolak, melihat atau menanggapi sesuatu dengan perasaan yang terjadi baik senang atau menjengkelkan sekalipun.
Ciri-ciri Kata Seru
1) Sebagai kalimat elips (dapat berdiri sendiri)
Contoh:
a.halo!
b.Masya Allah…!
c.Kasihan!

2) Tidak punya jabatan dalam kalimat
Contoh:
Hei ! mau pergi kemana?
S P K
3) Dapat mendahului/mengikuti subjek, bahkan menyisip di bagian kalimat.
Contoh:
a. lho, baru datang!
b. Jangan cengeng, ah!
c. Berilah kaki, Ya Allah, kebahagiaan dunia akhirat!
4) Menyatakan luapan perasaan
Contoh:
a. aduh, gigiku sakit! (mengeluh)
b. Aduh, mengapa dia tak datang ! (kecewa)
c. Aduh, rajinnya! (kagum)
d. Aduh, indah sekali pantai di sini!(senang)

8. KATA SANDANG ( artikel )
Kata sandang disebut juga artikula. Umumnya terletak di depan (sebelum) kata benda. Kata sandang terdiri atas 8 macam: si, sang, hang, dang, para, yang, se, nya.
1) Kata sandang si, kata sandang yang bersifat netral ini dapat mengacu kemakna tunggal atau umum:
- Kata sandang si di depan nama diri ( si Cantik, si Bagus)
- Menyatakan orang yang terkena sesuatu (si tertuduh, si pengirim, si pembual )
-Diletakkan di depan nama benda untuk panggilan/ejekan ( si Botak, si Jangkung,)
Kata sandang si tidak melekat pada pada kata yang diikutinya.
2) Kata sandang yang menyatakan jumlah tunggal; dang, hang, sang, sri.
a. Kata sang, dipakai sbb:
- di depan nama-nama dewa: sang Siwa, sang Surya, sang Candra…
- sebagai gelar raja: Sang Prabu…
- di depan jenis hewan dalam dongeng: sang Kodok, sang Gajah, sang Kancil…
- di depan benda yang dihormati: sang Merah-Putih, sang Dwi Warna, sang Suami
b. Kata hang, diunakan dalam kesusastraan lama untuk laki-laki terhormat dan ini terbatas pada cerita lama (Hang Tuah, Hang Lekir, Hang Kesturi, Hang Jebat)
c. Kata sandang dang, digunakan untuk wanita yang dihormati (Dang merduwati, dang Nuri)
3) Kata sandang yang menyatakan kelompok; para, fungsinya untuk menegaskan makna kelompok yang memiliki kesamaan sifat tertentu yang berkaitan dengan pekerjaan dan kedudukan.
Ada kata lain yangmenyatakan kelompok tapi tidak termasuk artikel karena merupakan kata benda (kaum, umat)
Catatan
a. Kata si yang mengikuti kata pengganti nama ditulis kecil, sedangkan kata yang mengikutinya ditulis besar,
- si Acong, si Gendut, si Miskin, si Botak, si Do’i (untuk pengganti nama)
b. Kata si ditulis besar meski di tengah (Sang Pencipta, Sang Suami, Sang Kodok…)
c. Sri ditulis besar (Sri Paus), Sri Sultan, Sri Pakubuwono)
d. para ditulis kecil (para peserta, para undangan…)
e. Dang, Hang ditulis besar ( Dang Nuri, Hang Tuah)
4) kata sandang yang, dipakai sebagai berikut;
- di depan kata benda, ( kamera yang mahal, siswa yang baik)
- di depan kata keadaan, (yang suka, yang gembira, yang senang, yang elok)
- di depan kata ganti benda, ( yang itu, yang ini)
- di depan kata bilangan, (yang kedua, yang ketujuh)
- kata Yang,digunakan untuk menyebut Tuhan (Kita harus bersyukur kepada Yang Maha Esa)
5) Kata sandang Hyang,digunakan untuk menyebut dewa (Semoga Hyang Widi mengampuninya)
6) Kata sandang se, dipakai sebagai kata sandang tak tentu ( seorang, seutas, seekor)
7) Kata sandang nya, dipakai sebagai kata sandang penentu, juga dipakai sebagai akhiran (bukunya, waktunya, saatnya, kerjanya..)

9. KATA DEPAN (preposisi)
A. Kata yang menghubungkan kata benda dengan kata lainnya
1) Kata depan murni / sejati
di : menunjuk pada suatu tempat
_Kakekku tinggal di desa terpencil
ke : menunjuk tempat yang dituju
_Teki pergi ke Sulawesi
dari: menunjuk tempat yang ditinggalkan / asal
_Dia sudah pulang dari Singapura
B. Kata depan tak murni dibedakan menjadi 3 yaitu :
2) a.Kata depan tunggal (tak majemuk) : akan, demi, dengan, untuk, antara, serta, pada, tentang, karena, atas, bagi, guna, dan lain-lain….
b.Kata depan majemuk (selalu diawali dengan kata depan sejati): daripada dari luar, dari dalam ke atas, ke dalam, di dekat, di dalam dll…
c.Kata depan yang berupa kata kerja : hendak, sampai, menjelang,….
Contoh:
- Niatnya hendak pergi jauh (untuk)
- Menunggu sampai malam (hingga)

10. KATA PENGHUBUNG (Konjungsi)
Konjungsi / kata penghubung : kata yang menggabungkan dua kalimat menjadi satu kalimat yang utuh.
Contoh:
a. -Ibu membeli kerudung, kaos kaki
-Ibu membeli kerudung dan kaos kaki
b. –Rendy hujan-hujan sampai sore, badannya menggigil.
-Rudi hujan-hujan sampai sore hingga badannya menggigil.
Berdasarkan sifat-sifat hubungan yang dilakukan oleh kata penghubung, maka kata sambung dapat dibagi menjadi beberapa macam:
a. Menyatakan makna penerang : yang
b. Menyatakan gabungan : dan, serta, lagi, bagi, lagi pula.
c. Menyatakan pilihan : atau, baik….maupun, atau….atau
d. Menyatakan waktu : waktu, bila, ketika, sambil
e. Menyatakan sebab / akibat : karena, oleh karena itu, maka, sehingga, sebab
f. Menyatakan tujuan / maksud : agar, supaya, dengan demikian, bila
g. Menyatakan penentangan : sedangkan, tetapi, melainkan, padahal
h. Menyatakan pengandaian : seandainya, andaikata, andaikan
i. Menyatakan syarat : asal, asalkan, kecuali
j. Menyatakan kesertaan : bersama, dengan, beserta
k. Menyatakan perlawanan : walaupun, namun, meskipun, sungguhpun
l. Menyatakan perbandingan : seperti, bagai, laksana
m. Menyatakan peningkatan : makin….semakin, makin….makin, kian…kian
n. Menyatakan penjelasan : adalah, yakni, yaitu, ialah
o. Menyatakan keseimbangan : mula-mula…., akhirnya,….setelah itu….
Catatan:
Untuk menentukan perbedaan jenis kata sambung, kata depan, kata keterangan, dan sebagainya kadang-kadang agak sulit, hal ini karena belum ada batas tertentu untuk menentukan jenis-jenis kata tersebut.

11. KATA ULANG (reduplikasi)
Kata Ulang Dibagi Atas:
A. Jenisnya
1. Kata ulang kata benda (nomina)
- baju-baju - mobil-mobil
2. Kata ulang kata sifat ( adjektiva)
- nakal-nakal - cantik-cantik
3. Kata ulang kata kerja (verba)
- jalan-jalan - masak-masak
4. Kata ulang keterangan (adverbia)
- siang-siang - malam-malam
B. Bentuknya
1. Kata ulang utuh/murni/sejati (dwilingga)
a. kata ulang kata dasar: bola-bola, sepeda-sepeda
b. Perulangan atas bentuk bentuk dasar yang berupa kata jadian (kata berimbuhan): penari-penari, perbuatan-perbuatan.
2. Kata ulang bervariasi/berubah bunyi, baik vocal maupun konsonan( dwilingga salin suara)
a. sayur-mayur (berubah konsonan)
b. bolak-balik( berubah vocal)
3. Kata ulang sebagian/suku depan (dwipurwa)
a. tangga = tetangga b. luhur = leluhur
4. Kata ulang berimbuhan
a. tulis-menulis b. tergopoh-gopoh
5. Kata ulang semu (menurut STA ini merupakan kata ulang yang belum diketahui bentuk dasarnya karena kata dasarnya sudah merupakan kata dasar)
a. cumi-cumi b. biri-biri

C. Makna kata ulang
1. banyak tak tentu: pohon-pohon, rumah-rumah, mobil-mobil
2. banyak dan bermacam-macam: sayur-sayuran, buah-buahan
3. menyerupai/tiruan: kuda-kudaan, anak-anakan
4. Agak/melemahkan sesuatu yang disebut pada kata dasar: kekanak-kanakan, kemerah-merahan, pening-pening
5. saling/resiprok: tolong-menolong, cubit-cubitan, bersalam-salaman
6. menyatakan sangat/sungguh: besar-besar, pintar-pintar, cantik-cantik
7. menyatakan senang/santai: duduk-duduk, berjalan-jalan, membaca-baca
8. menyatakan terus-menerus: mencari-cari, mengejar-ngejar, bertanya-tanya…
9. menyatakan makin/bertambah: berkobar-kobar, meluap-luap
10. menyatakan beberapa/waktu: berhari-hari, berminggu-minggu, berbulan-bulan
11. kolektif(gabungan): tiga-tiga, kedua-duanya…

IMBUHAN DAN EJAAN
Pengertian Imbuhan
1. Imbuhan atau afiksasi adalah bentuk atau morfem terikat secara morfologis,yang terdiri atas awalan( prefiks),sisipan( infiks),akhiran( sufiks),dan gabungan dari dua imbuhan
( konfiks).
a. Kata dasar + imbuhan = kata berimbuhan
= kata jadian
Contoh:
Prefeks : tulis + me = menulis
Infiks : gilang + em = gemilang (contoh lain gerigi)
Sufiks : makan + an = makanan
Konfiks : agung + di + kan = diagungkan
b. Kata jadian + imbuhan = kata jadian
= kata bentukan
Contoh:
menulis + kan = menuliskan
gemilang + ke + an = kegemilangan
Kata jadian / kata perulangan adalah bentuk kata dengan cara mendapatkan imbuhan, perulangan atau penambahan kata lain sehingga menjadi kata gabung.

2. Fungsi Imbuhan
Imbuhan berfungsi sebagai pembeda arti atau jenis kata setelah berimbuhan.
Pembendaharaan kata akan bertambah dengan timbulnya bentuk baru dengan cara menggunakan kata berimbuhan dan ini merupakan salah satu cara memperkaya bahasa Indonesia.

Ditinjau dari perkembanganya, imbuhan dapat dibagi menjadi:
a. Imbuhan Asli (berasal dari bahasa Melayu)
1) Awalan : berjalan-, dibaca-, kesatu-, memakan-, perusahaan-, setinggi-, terikat-,
2) Sisipan : -em (gemetar,temali), -el(gelembung), -er(gerigi,serabut)
3) Akhiran: -i(ajari), -an(ayunan), -kan(dengarkan)
4) Awalan : memper(mempercantik)-, seper-(sepertiga), seke-(sekehendak), diper-(diperkecil)
5) Awalan/sisipan : meng-, el-, ber-, em-(mengukir, telunjuk,beriman,gemuruh)
6) Awalan/akhiran : me-i, ke-an, ter-kan, per-i, ber-an(menaiki,kedatangan,terpisahkan,perbaiki,berjatuhan)
7) Awalan/awalan/akhiran : memper-i(memperbarui), keter-an(keter, diper-kan, berke-a, ….
b. Imbuhan Serapan
Dalam pembentukan kata bahasa Indonesia, banyak imbuhan yang telah memperkaya khazanah bahasa, baik bahasa daerah, maupun bahasa asing.
1) Imbuhan dari Bahasa Daerah
Antara lain: ke-an (kebesaran), (kebablasan)
2) Imbuhan dari Bahasa Asing
Antara lain:
- Awalan : a-, non-, pra-, swa-, ir-.
(amoral, nonmuslim, prasekolah,swasembada,diorganisir,
- Akhiran : -wan, -man, -iah, -wi, -is, -if.
(gunawan(guna=kepandaian), seniman, ilmiah, duniawi, agamis, produktif,

3. Arti / nosi Imbuhan
Berikut ini fungsi dan arti imbuhan unsur pembentuk kata jadian disajikan bersama, walaupun bukan dalam hubungan kalimat, namun dapat disajikan pegangan dasar,ena sebagian besar pengertian sudah tetap.
a. Awalan me-
Awalan me- mengalami perubahan bentuk menjadi: mem-, men-, meny-, meng-, menge-, bergantung kepada bunyi awalan kata dasarnya. Perubahan itu disebut alternasi / asimilasi.
Arti awalan me-
a) melakukan kerja : menulis, membaca, melukis, memasak, membongkar…
b) melakukan dengan alat : mengunci, memanah, menyabit, menggunting, …
c) membuat/menjadi : menggulai, menumis, memecah, merusak,memutus, melobangi
d) memakan/meminum/menghisap: menyirih, mengapi, merokok
e) menghasilkan/mengeluarkan:mengaduh, mencicit, merintih, mengeong, mendengkur,….
f) menuju ke-/menempuh : menyeberang,merantau, melaut, mengudara,…
g) berlaku seperti/seolah-olah: menjomblo, menduda, membeo, meraja,membisu,
h) menjadi : memutih, memerah, memanas, merugi, memanjang,…
i) mencari/mengumpulkan : merotan(mencari rotan), mendamar (mencari pohon dammar/sebangsa phn karet), menira(mencari daun nira/membuat adonan kue)
b. Awalan ber-
Awalan ber- mengalami perubahan bentuk menjadi: be- (bekerja, berambut, beternak, bel- (belajar)
Fungsi : membentuk kata kerja intransitif, lebih banyak menunjukkan keadaan subyek.
Nosi awalan ber-
a) Mempunyai/ada : berbadan, berjenggot, berakar, beristri…
b) Memakai/mempergunakan : bermobil, bersepeda, berdasi, bersenjata,..
c) Mengerjakan/mengusahakan : berkebun, beternak, berladang,….
d) Memperoleh/mendapat atau kena: berhasil, beruntung, berpasir, bernafas,…
e) Dalam keadaan : bersedih,bersuka-ria,bersusah-payah,bermalas-malas
f) Menjadi/berkumpul menjadi : bersatu, berempat, bersama,…
g) Dalam keadaan melakukan : berjalan, berenang, bermain, berlari,
h) Melakukan pekerjaan terhadap diri sendiri/refleksi: berhias, bercukur
i) Saling / resiprok : berunding, bergulat, bertinju, berdamai…
j) Memanggil : beradik, berkakak, berpaman, berabang…
k) Meminta bantuan : berguru, berdukun, bersemedi,…
c. Awalan ter-
Awalan ter- menglami perubahan menjadi:
ter- + rasa (terasa), ter- + perdaya (teperdaya)
ter- + antar ( telantar), ter- + anjur (telanjur)
Fungsi:
- menyatakan proses berlangsungnya keadaan/tindakan
- menyatakan perbandingan
Nosi awalan ter-
a) dapat di : terjangkau, terangkat, terlompat…
b) menjadi sangat, paling : tertinggi, terpanjang, terpandai, terkaya, tercantik…
c) tidak sengaja : tertidur, terinjak, termakan, terdampar,terlihat…
d) tiba-tiba, dalam keadaan: terpesona, terkulai, tercengang, terpesona, teringat, terbayang-bayang, termangu-mangu, terburu-buru, tergesa-gesa
e) paling/superlative : terbagus, tertua
f) dapat / kemungkinan : ternilai, terangkat, terpilih
d. Awalan di-
Fungsi:
Membentuk kata kerja pasif, bila objek pelaku, orang ke-3 tunggal, jamak atau umum.
- Hadid dipukulnya.
- Hadid dipukul mereka.
Nosi awalan di-
a) Menyatakan pekerjaan telah selesai dan disengaja: dipukul, dimakan, dicetak, ditegur
b) Tanpa objek pelaku: diminta dengan…, dipermaklumkan….,
Awalan di- ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Beda awalan ter- dan di-
Awalan ter-
- proses perbuatan sudah selesai
- bila diikuti objek pelaku, harus didahului kata oleh
- perbuatan tidak sengaja.
Awalan di-
- proses pembuatan mungkin sudah selesai, sedang/belum selesai dikerjakan.
- bila diikuti objek pelaku, kata oleh boleh dihilangkan.
- perbuatan disengaja
e. Awalan se-
Fungsi dan Nosi awalan se-
a) menyatakan bilangan satu : sebuah, seekor, seorang, seribu, sebutir…
b) sebagai kata ganti bilangan : setangkai, serumpun, seutas,….
c) segenap, sama-sama : sedarah, senasib, seperjuangan, sepermainan
d) seluruh/seisi : se-Indonesia, se-Solo,serumah, sekampung, sekelas
e) satu waktu : setibanya, sebelum, sehabis, seketika,…
f) menyerupai / sama dengan : setinggi, secantik, secepat, sebesar, selebar…
g) sebanyak / seberapa : semaunya, sekenyangnya, seadanya, sekuatnya,…
h) paling : secantik-cantiknya,sepintar-pintarnya,sebesar-besarnya
i) menyatakan waktu : sesudah, setibanya, sepemakan sirih
f. Awalan pe-
Awalan pe- dapat mengalami perubahan bentuk menjadi: pen-, pem-, peng-, peny-,
Fungsi: membentuk kata benda
Nosi awalan pe-
a) orang yang mengerjakan sesuatu : penulis, pembaca, pengarang, penggali….
b) menyatakan alat : pengeras, pewarna, pembungkus, penglihat,…
c) menyatakan sesuatu yang di- : pesuruh, petaruh, penunjuk,…
d) orang yang biasa bekerja di suatu tempat: peladang, pelaut, pekebun, petani,..
e) orang yang gemar melakukan sesuatu: pemakan, penjudi, peminum, perokok…
f) seorang mempunyai sesuatu sifat : pemikir, pemalas, pemarah, pendamai,…
g. Konfiks pe – an
Makna konfiks pe-an adalah…..
1. menyatakan hal yang berhubungan dengan : penanaman, pendidikan...
2. menyatakan proses / peruatan : pendaftaran, pemberontakan...
3. menyatakan hasil : pengakuan, penyamaran...
4. menyatakan alat : penciuman
5. menyatakan tempat : pemancingan, penampungan...
h. Awalan per-
Awalan per- mempunyai bentuk yang sama dengan awalan ber-, terdapat variasi bentuk menjadi, pe-, dan pel-
Fungsi: membentuk kata kerja dari kata sifat / kata bilangan.
Nosi awalan per-
1) membuat sesuatu jadi = menjadikan (perhalus, perbudak, perhamba, perdewa …
2) membagi/membuat menjadi ( perkecil, perbanyak, perempat…
3) menganggap sebagai/memanggil ( peradik, peristeri, perabang, ….
i. Sisipan –er-, -el-, -em-, dan –in
a) – serabut (makna macam-macam) c) – temurun(sifat)
- gerigi (macam-macam) - kilau-kemilau(sifat)
- seruling(kata beda) - kalut-kemelut(macam-macam)

b) – telunjuk(sifat dari kata dasarnya) d)- kinerja
- gelembung(sifat sda) - sinambung (saling)
- telapak(kata benda) - tutur - tinutur
- patuk – pelatuk - tambah - tinambah

j. Akhiran –an
1. Akhiran –an berfungsi membentuk kata benda
Contoh:
1) tulis (kata kerja) + an menjadi tulisan (kata benda)
2) datar ( kata sifat) + an menjadi dataran ( kata benda)
2. Makna akhiran –an
1) menyatakan hasil/akibat : (Tulisanmu bagus sekali),(hukuman)
2) menyatakan sesuatu yang di…( dia mengikuti anjuranmu),(catatan)
3) menyatakan alat : ( Saringan teh ibu telah rusak)
4) menyatakan tempa : (Haris berhenti di tikungan yang tajam)
5) menyatakan jumlah/satuan : (Yang hadir puluhan ribu arang)
6) menyatakan kumpulan/seluruh:(Ladang sayuran Bibi diseberang lautan)
6) menyatakan tiap : ( Ia langganan majalah Bulanan)
7) menyatakan sifat seperti bentuk dasar: ( Adik suka makan kue asinan)
8) menyatakan makna sekitar : (Film itu dibuat tahun 50-an)
9) menyatakan hal/cara : (Pimpinan yang baru ini sangat ramah),(didikan)
10)menyatakan menyerupai : (Cukna suka main rumah-rumahan)
k. Akhiran –kan
1. Akhiran –kan berfungsi membentuk kata kerja aktif transitif
Arti akhiran –kan:
1) Membuat sesuatu, menyebabkan jadi (meninggikan, membesarkan, memutihkan...
2) Melakukan sesuatu untuk orang lain (membelikan, memandikan, membukakan…
3) Memberi: menamakan, menasihatkan, menggelarkan….
4) Membawa: melarikan, menerbangkan …
2. Akhiran –kan berfungsi membentuk kata kerja imperatif (bentuk perintah) begitu juga akhiran –i.
Makna akhiran -kan
1) Benefaktif: menyatakan perbuatan untuk orang lain ( kirimkan, tembakkan, buatkan)
2) Kausatif: membuat jadi / menjadikan ( hitamkan, tebarkan, masukkan, gorengkan)
3) Intensitas: melakukan pekerjaan sungguh-sungguh (pegangkan)
4) Tidak sengaja (termanfaatkan)
5) Pengantar objek sebagai pengganti kata depan (bermandikan, bertaburkan)
l. Akhiran -i
Akhiran –i berfungsi dalam pembentukan kata kerja aktif transitif.
Arti akhiran –i
1) menghilangkan/membuang : menggeluti, membului, menguliti…
2) menyatakan tempat : memasuki, mengelilingi, menjahui ….
3) membri kepada/menyebabkan : menyusui, menggarami, menghargai ….
4) dilakukan berulang-ulang : memukuli, melempari, menembaki, menimbuni ….
m. –lah, -kah, tah, -pun
Partikel adalah bentuk yang berfungsi sebagai penegas.
Partikel –pun hanya dipakai dalam kalimat deklaratif (berita). Penulisannya harus terpisah kecuali jika digunakan sebagai bagian dari kata penghubung; walaupun, biarpun, sekalipun, kendatipun, meskipun, adapun, dll
- Partikel –lah digunakan dalam kalimat perintah (imperatif) / kalimat berita (deklaratif), baik positif maupun negatif.
- Partikel –lah digunakan untuk menghaluskan perintah.
Contoh: 1) Berangkatlah sekarang sebelum hujan turun!
2) Tulislah alamat lengkapmu agar raport yang dikirim tidak nyasar!
- Partikel –lah digunakan untuk memberikan ketegasan sedikit keras dalam kalimat berita
Contoh: 1) Berdasarkan penjelasanmu, jelaslah kamu yang bersalah.
2) Dialah yang memberitakan kejadian itu di Koran.
- Partikel –kah: memberikan tekanan dalam mempertanyakan hal yang tak tentu.
Contoh: 1) Tidakkah kau mengenalnya sejak kecil?
2) Diakah yang akan kau ajak pergi?
- Partikel –tah (jarang dipakai) fungsinya sama dengan –kah
Contoh: 1) Beginitah caramu berbakti pada orang tuamu?
2) Apatah kau sudah bosan membaca?
- Partikel –pun hanya digunakan dalam kalimat berita, untuk mengeraskan / memberikan tekanan pada kata yang bersangkutan.
Penulisannya dipisahkan dari kata yang diikutinya.
Contoh: 1) Akhirnya, mereka pun setuju dengan usul saya.
2) Siapa pun harus menaati tata tertib sekolah ini
- Partikel –pun sering digunakan bersama –lah untuk menandakan perbuatan / proses mulai berlaku / terjadi.
Contoh: 1) Beberapa menit kemudian hujan pun turunlah
2) Para peserta yang menolak pun, mulailah berpikir-pikir lagi.
n. Akhiran –ku, -mu, -nya
1) Fungsi akhiran –ku: sebagai kata ganti orang pertama tunggal (hidupku, rumahku, ibuku…)
2) Fungsi akhiran –mu:sebagai kata ganti orang ke-2 tunggal/jamak (adikmu, radiomu)
3) Fungsi akhiran –nya: sebagai kata ganti orang ke-3 tunggal (tamunya, mobilnya)
Arti akhiran –nya:
- Menjelaskan situasi : rajinnya, tekunnya, cantiknya…
- Sebagai kata tugas : rupanya, sebenarnya, sesungguhnya, agaknya….
o. Akhiran –wan, -man, -wati merupakan imbuhan serapan yang berasal dari bahasa sansekerta dan berfungsi membentuk kata benda.
1) - Menyatakan orang yang ahli : (ilmuwan, negarawan)
2) - Menyatakan orang yang memiliki pekerjaan: (usahawan, wartawati)
3) - Menyatakan orang yang memiliki sifat : (dermawan, budiman, rupawan)

p. Akhiran –isme, -is, -isasi, itas, -logi, -or
a) Fungsi –isme
Membentuk kata benda yang memiliki arti/nosi aliran/paham/ajaran
Contoh: patriotisme, liberalisme, nepotisme, naturalisme,komunisme
b) Fungsi – is
Membentuk sifat yang memiliki arti/bersifat seperti kata dasarnya
Contoh : novelis, gitaris, minimalis, vokalis, agamis
c) Fungsi – isasi
Bermakna proses/hal-hal yang berhubungan dengan
Contoh: labelisasi, imunisasi, reboisasi, globalisasi
d) Fungsi –itas
Untuk membentuk kata sifat seperti kata dasarnya.
Contoh : aktivitas, loyalitas, mayoritas, kriminalitas, rutinitas, kreatifitas
e) –logi
Akhiran ini bermakna ilmu yang berhubungan dengan kata dasarnya
Contoh: biologi, sosiologi, fonologi, psikologi
f) Fungsi –or
Fungsi untuk menyatakan pelaku pada kata dasarnya.
Contoh: proklamator, deklamator, promotor, moderator,orator,kontraktor

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KETERAMPILAN MENULIS

PARAGRAF
Paragraf : serangkaian kalimat yang bertautan dan mengungkapkan ide / gagasan yang memiliki satu pikiran utama dan penjelas.
Syarat paragraf yang baik: kesatuan, kepaduan / koherensi, dan kelengkapan.
Paragraf terdiri atas gagasan utama dan gagasan penjelas.
a. Gagasan utama: gagasan yang menjadi dasar pengembangan paragraf, yang berada pada kalimat topik.
Gagasan utama ditandai oleh kata kunci sbb:
- sebagai simpulannya - dengan demikian….
- yang penting…. - pada dasarnya…
- jadi…. - intinya…….
b. Gagasan penjelas: perannya menjelaskan gagasan utama
ciri-ciri kalimat penjelas biasanya berisikan:
- contoh-contoh, - uraian-uraian kecil,
- peristiwa ilustrasif, - kutipan-kutipan, dan
- gambaran-gambaran yang sifatnya parsial (berhubungan/bagian dari keseluruhan)
Paragraf yang baik memiliki ciri-ciri sbb:
- Kohesif (kepaduan bentuk), - kesatuan,
- Koherensi (kepaduan makna), - kelengkapan.

Jenis-Jenis Paragraf
a. Berdasarkan letak pikiran/gagasan utamanya
1. Deduktif : kalimat utama diawal paragraf
Contoh:
Jadi, karya sastra yang baik adalah upaya yang cukup tepat untuk mengenal sekaligus memahami bahasa Indonesia secara signifikan/penting. Tentu saja dalam memahami bahasa itu tidak cukup dengan membaca. Hal itu harus pula diperhatikan dengan cara melatih diri dan mengembangkan berbagai pendapatnya ke dalam bentuk tullisan.

2. Induktif : kalimat utama di akhir paragraf
Contoh: Pembicaraan ringkas mengenai puisi-puisi Remy silado ini, tentu saja sebatas bentuk luasnya. Ada banyak hal yang sesungguhnya menarik dan pembahasan mengenai hal-hal yang menarik itu tidak cukup hanya dikupas sepintas lalu. Meskipun begitu, pembicaraan ini setidak-tidaknya sebagai langkah awal untuk mengupas lebih jauh karya Remysilado.
Bagaimanapun juga, Remy silado dengan cara dan gayanya sendiri, telah ikut memperkaya petaperpuisian di Tanah Air.

3. Ineratif : kalimat utama di tengah
Contoh: Ia sering mengganggu kami belajar. Adik saya ini memang nakal sekali. Jika kami marah, ia tertawa terkekeh-kekeh atau menangis. Jika kami lengah, buku kami dicoret-coret.
4. Campuran : kalimat utama di awal dan di akhir
Contoh: Carli bintang kelas kami, setiap ulangan pasti ia mendapat nilai di atas delapan.
Memang ia sangat rajin belajar, orang tuanya pun selalu membantu bila dia belajar di rumah, Carli adalah kebanggan kelas kami dan orang tuanya.

Jenis-jenis Karangan
1. Narasi : Cerita (novel, cerpen,drama dll)
2. Argumentasi : ide/gagasan (laporan penelitian ilmiah)
3. Eksposisi : Paparan (laporan kegiatan,resep,notulen rapat…)
4. Persuasi : Bujukan (iklan)
5. Deskipsi : Pelukisan (pembaca seolah bisa melihat,mendengar, menyaksikan sendiri)


b. Berdasarkan pola pengembangannya
1. Paragraf umum – khusus: paragraf yang dimulai dengan pikiran utama / pernyataan umum kemudian diikuti pikiran penjelas / pernyataan khusus.
2. khusus umum: dimulai dengan pikiran penjelas / pernyataan khusus dan diakhiri dengan kesimpulan
3. definisi: paragraf yang memberikan batasan tentang sesuatu dengan menguraikannya menjadi beberapa kalimat
4. sebab – akibat: dimulai dengan peristiwa-peristiwa yang menjadi sebab dan diakhiri dengan peristiwa yang menjadi akibat.
5. akibat – sebab: diawali peristiwa-pwristiwa yang menjadi akibat, selanjutnya diuraikan peristiwa yang menjadi akibatnya.
6. analogi: menjelaskan sesuatu yang belum dikenal dengan membandingkannya dengan sesuatu yang sudah dikenal
7. perbandingan: mengungkapkan persamaan dan perbedaan 2 obyek / lebih yang menggunakan kata-kata pembanding.
8. contoh: mengemukakan suatu pernyataan, diikuti rincian berupa contoh-contoh.
9. generalisasi: uraian khusus menuju kesebuah kesimpulan.
10.kronologi: disusun berdasarkan urutan kejadian waktu
Beberapa Istilah yang berhubungan paragraf
1. judul : nama / kepala karangan yang ditulis dalam bentuk kata / frase
2. topik : (kalimat utama) kalimat yang menjadi inti pembahasan (kalimat apa adanya)
3. tema : ide yang menjiwai karangan (sumber dari pengalaman/penelitian)
4. gagasan utama : ide/gagasan pokok (menggunakan bahasa sendiri)
5. gagasan penjelas: yang menjelaskan

MENULIS RESENSI BUKU
1. Pengertian
Resensi buku berarti menilai, menimbang, dan mengulas buku.
Kegiatan meresensi buku mencakup tiga hal
1) Memberikan penilaian
2) Mengungkapkan kembali isi buku
3) Membahas atau mengkritik isi buku

2. Langkah-langkah Meresensi Buku
a. Menjajaki buku yaitu mengenali temanya, penerbitnya, pengarangnya, jenis buku apa, dan sebagainya.
b. Membaca buku secara mendalam, cermat, dan teliti.
c. Menandai bagian-bagian dalam buku yang dianggap penting
d. Membuat sinopsis atau intisari buku
e. Melakukan penilaian secara objektif
f. Mengkoreksi kesalahan.

3. Unsur-unsur Resensi Buku
Judul resensi
Data buku : judul buku, pengarang, penerbit, tahun terbit, catakan, dan harga.
Pembukaan : memaparkan kekhasan buku.
Isi : sinopsis, ulasan buku, keunggulan,kelemahan buku,/tinjauan bahasa.
Penutup : sasaran pembaca, menarik atau tidak sebuah buku.

Menulis Rangkuman Isi Buku Pengetahuan Populer
1. Pengertian
Rangkuman isi buku adalah penyajian kembali sebuah buku dengan kata-kata sendiri. Merangkum isi buku sebenarnya menyederhanakan buku menjadi lebih singkat dengan tetap mempertahankan pola urutan atau sistematika buku itu sendiri.
2. Langkah-langkah
a. membaca buku pengetahuan dengan cermat
b. menulis pokok-pokok isi buku dengan kata-kata kunci
c. menyusun rangkumannya berdasarkan kata kunci
3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam merangkum buku
a. Menggunakan kalimat tunggal.
b. Panjang rangkuman disesuaikan dengan panjang pendeknya buku yang dirangkum
c. Gagasan asli pengarang buku harus tetap dipertahankan
d. Penyusun rangkuman tidak boleh memasukkan gagasan baru.

TABEL: Daftar yang berisi ikhtisar sejumlah data informasi yang berupa kata-kata dan bilangan yang tersusun bersistem, terdiri atas kolom-kolom dan baris-baris.

GRAFIK: Merupakan visualisme tabel. Tabel yang berupa angka-angka dapat disajikan dalam bentuk gambar/Grafik.

BAGAN: sekema / gambaran secara analis dan setatistik tenteng proses yang terjadi.

PETA: representasi melalui gambar suatu daerah yang menyatakan sifat seperti batas daerah dan sifat permukaan.

DENAH: gambar yang menunjukkan letak kota, jalan........
Denah juga dapat diartikan sebagai gambar rancangan rumah/bangunan.

SLOGAN
Slogan: Perkataan/kalimat pendek yang menarik, mencolok, dan mudah diingat untuk menginformasikan sesuatu. Slogan dapat diartikan penyemangat karena biasanya dijadikan visi, misi, harapan, dan tujuan organisasi/lembaga tertentu.
Contoh: BERSATU KITA TEGUH BERCERAI KITA JATUH.

POSTER
Lembar pengumuman berupa plakat/papan bertulis hal penting/ide, bersifat komersial yang dipasang di tempat umum biasanya disertai gambar.

IKLAN
Alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan informasi secara menarik agar masyarakat terbujuk (mengikuti pesan/beli)

SURAT PEMBACA
Surat Pembaca: surat yang ditulis pembaca, dalam rubric khusus di majalah/Koran ditujukan untuk pembaca / redaksi yang berisikan tentang; kritik, saran, ucapan, dan himbauan. Bahasa harus sopan, singkat, jelas dan berdasarkan fakta.

TELEGRAM
Berita yang dikirim dari jarak jauh dengan telegraf/kabar kawat.
Ciri-ciri
(1)alamat yang dituju harus jelas dan lengkap (2)kalimat dalam telegram harus singkat dan jelas,(3) ditulis menggunakan huruf kapital/huruf kecil semua,(4) tanda baca ditulis dengan huruf, (5) biaya telegram dihitung berdasarkan jumlah kata termasuk untuk alamat yang dituju,(6) satu kata maksimal 15 huruf.

SURAT DINAS
Surat dinas: surat yang dikirimkan oleh instansi atau pihak lain untuk urusan kedinasan. Oleh karena itu bahasa yang digunakan harus bahasa baku/resmi. Adapun ketentuan dalam manulis surat dinas adalah sebagai berikut.
1. Kepala surat, meliputi lembaga/instansi, alamat (nama jalan, nomor), telepon (bila ada), nama kota dank ode pos.
2. Nomor surat, meliputi nomor surat tersebut dibuat, kode dan singkatan instansi/organisasi, angka bulan dan tahun.
3. Lampiran,(tulis berapa lembar/bendel bila ada),bila tak ada beri tanda penghubung(-)
4. Perihal, mengenai apa maksud surat tersebut dibuat, misalnya undangan, pemberitahuan, permohonan izin tentang sesuatu/peminjaman dan sebagainya.
5. Tanggal surat, tidak dituliskan nama kota, tidak memakai tanda hubung, dan bulan ditulis menggunakan huruf.
6. Penulisan alamat surat di sebelah kiri, hal ini dimaksudkan jika nama orang atau badan yang dikirimi surat itu terlalu panjang, tidak perlu memikirkan di mana nama itu harus dipenggal. Tidak perlu memakai kata ‘kepada’, dan diakhir nama kota tidak perlu memakai tanda baca titik.
Contoh:
Yth. Kepala SMP Assalaam
Jalan Garuda Emas 57 Solo
7. Perhatikan juga kata sapaan hormat
Contoh:
Yang terhormat Kepala SMP….
Yang Terhormat Kapolsek…
(kata sapaan huruf awal ditulis menggunakan huruf capital)
8. Membuka atau memulai surat dengan memberikan salam pembuka.
Salam pembuka selalu diakhiri dengan tanda baca koma(,).
Contoh:
- Dengan hormat, - Salam sejahtera,
- Assalamualaikum wr.wb., - Salam pramuka,
9. Pendahuluan surat mengarah pada pemberitahuan yang ada hubungannya dengan isi surat.
10. Isi surat merupakan bagian terpenting yang ingin disampaikan.
Bagian ini biasanya merupakan bagian yang paling banyak dalam surat.
11. Menutup surat dengan kalimat yang menyenangkan hati penerima surat.
Contoh:
- Sekian dan terimakasih
- Atas perhatiann Saudara, saya (kami) ucapkan terimakasih.
- Atas bantuan Bapak. Saya (kami) ucapkan terimakasih.
12. Setelah menutup surat, berilah salam penutup yang ditulis sebelm nama pengirim surat. Salam penutup selalu diakhiri dengan tanda baca koma.
Contoh:
- Hormat saya, - Wassalamualaiku….,
- Hormat kami, - Teriring salam dan doa,
13. Setelah salam penutup, kamu tulis nama, jabatan, tanda tangan pengirim surat, dan distempel. Ditulis juga “tembusan” (kalau ada).
Selain mempunyai ketentuan di atas, surat dinas juga mempunyai sistematika baku. Sistematika atau urut-urutan bagiannya dapat dilihat pada contoh surat dinas berikut.:



PROPOSAL KEGIATAN
1. Pengertian
Perencanaan sebelum melakukan kegiatan yang mencakup bentuk kegiatan, waktu, acara, teknis pelaksanaan, dan anggaran biaya.

2. Format Proposal

JUDUL PROPOSAL
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan
C. Sasaran
BAB II RENCANA KEGIATAN
A. Nama Kegiatan
B. Waktu Kegiatan
C. Pelaksanaan Kegiatan

BAB III PENUTUP

NB : susunan panitia, susunan acara, dan estimasi dana dilampirkan dalam proposal.

BUKU HARIAN:
Berisi cerita pengalaman pribadi. Catatan harian ini bisa berupa kesan, pendapat, perasaan, pengalaman, atau harapan. Catatan harian bisa berupa cerpen, novel, puisi, dan lain-lain. Buku harian biasanya memiliki struktur isi 5W+1H (when = kapan, what = apa, who = siapa, where = di mana, why = mengapa, dan how = bagaimana)

MEMO (memorandum)
Pesan singkat bersifat dinas yang dipakai intern dalam suatu instansi/lembaga, terutama dari atasan kepada bawahan/yang kedudukannya sama. Isi memo berupa pesan, saran, petunjuk, penerangan, ataupun perintah singkat, tapi lengkap, jelas, dan efektif. Memo biasanya tulis tangan.
Contoh memo sederhana:
Solo, 27 April 2010

Seluruh siswa besok membawa mukena karena akan diadakan sholat gerhana bersama

Kepala Sekolah
Sigit, Rahardja, S.Si
Memo yg lengkap menggunakan kop surat, tujuan, dan pengirim.

TAJUK
Tajuk rencana adalah: merupakan bagian surat kabar / majalah yang berisi berita yang sudah diberi ulasan, sikap dan pendapat redaksi yang bersangkutan, sehingga kualitas tulisan sangat diutamakan.
Contoh:

FAKTA/PENDAPAT/KRITIK
Fakta: uraian berdasarkan kebenaran/kenyataan, tempat, waktu, jumlah dll…
Pendapat/opini: pikiran/perkiraan tentang sesuatu, pendirian seseorang yang kebenarannya perlu dibuktikan
Kritik: Tanggapan yang disertai uraian dan pertimbangan baik/buruk mengenai sesuatu. Kritik bisa berupa tanggapan positif/negatif.

SIMPULAN
Dapat diketahui berdasarkan letak gagasan pokok. Dicari ide pokoknya tiap paragraf.

Membaca Intensif dan Membaca Ekstensif
Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, secara garis besar membaca dibagi atas membaca intensif dan membaca ekstensif.

Membaca intensif Membaca ekstensif
Kegiatan membaca yang dilakukan secara seksama Kegiatan membaca secara luas
Hanya membaca satu atau pilihan dari bahan bacaan yang ada Bahan bacaan atau teks bacaan bermacam-macam
Bertujuan untuk menumbuhkan serta mengasah kemampuan membaca secara kritis Tujuannya hanya sekedar untuk memahami isi yang penting-penting saja dari bahan bacaan denagn menggunakan waktu yang sesingkat mungkin.

A. Penulisan Nama, Gelar, Singkatan, dan Akronim
1. Penulisan Nama dan Gelar
a. Penulisan nama orang yang disingkat, baik yang disingkat nama di awal maupun nama di akhir, nama yang disingkat tersebut tersebut ditulis dengan huruf kapital. Setiap satu kata nama yang disingkat dengan satu huruf kapital diberi titik.
Contoh: W.S. Rendra, Sunarni P.S.
b. Penulisan gelar seseorang, ada yang setiap satu kata disingkat dengan satu huruf kapital dan diberi titik, ada juga yang setiap satu kata gelar disingkat menjadi satu huruf kecil lalu diberi titik. Hal ini terjadi karena ada gelar yang jika disingkat hampir sama dan supaya tidak menimbulkan salah pengertian.
Contoh: Mulyadi, S.P. (Sarjana Pertanian)
Ali Burhan, S.Pd. (Sarjana Pendidikan)
c. Sejak 1993, sudah banyak digunakan gelar dengan menggunakan bahasa Indonesia. Gelar Doktorandus (Drs.) dan gelar Insinyur (Ir.) sudah tidak digunakan lagi karena bebahasa asing.
d. Gelar jika ditulis di belakang nama seseorang, sebelum menulis gelar harus diberi tanda baca koma (,) terlebih dahulu. Hal ini untuk membedakan penulisan singkatan nama.
Contoh: Cambali, S.H. (Cambali Sarjana Hukum)
Cambali S.H. (Cambali Setyo Hadi)
e. Hal yang sering terjadi salah tulis yaitu menyingkat gelar dokter dan doktor. Gelar dokter berarti lulusan sarjana strata 1 nama gelarnya ditulis dengan huruf “d” kecil, sedangkan doktor berarti lulusan sarjana strata 3 nama gelarnya ditulis dengan huruf “D” kapital. Apabila dengan alasan huruf awal dan dokter ingin ditulis dengan huruf kapital, maka penulisan gelar jangan disingkat supaya tidak menimbulkan salah pengertian.
Contoh: Dokter Santoso = dr. Santoso (dokter Santoso)
Dr. Santoso (doktor Santoso).
2. Penulisan Akronim dan Singkatan
a. Akronim yaitu singkatan yang dapat dibaca atau dilafalkan seperti kata (dapat dibaca seperti kata).
Contoh: ABRI, SIM, pemilu, rudal, puskesmas, sidak, dan sebagainya.
b. Singkatan yaitu bentuk yang dipendekkan yang terjadi atas satu huruf atau lebih. Macam-macam singkatan antara lain:
1) Singkatan nama orang, gelar, sapaan, jabatan, pangkat diikuti dengan tanda titik. Misalnya: Bpk. (bapak); S.E. (sarjana ekonomi).
2) Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau organisasi serta nama dokumen resmi yang terdiri atas awal kata ditulisdengan huruf kapital dan tidak diikuti tanda titik. Misalnya: DPR; KTP.
3) Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik. Misalnya: dsb.; Yth.
4) Singkatan dua kata menjadi dua huruf , ditulis huruf kecil dan setiap huruf diberi tanda titik. Misalnya: a.n. (benar); a/n (salah), d.a. (benar); d/a (salah).
5) Lambang kimia, singkatan satuan ukuran, takaran, timbangan, dan mata uang tidak diikuti tanda titik. Misalnya: cm (centimeter); Rp 5.000,00 (lima ribu rupiah).

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TATA KALIMAT (sintaksis)

Perbedaan Objek dengan Pelengkap

OBJEK
1. Jenis kata benda
2. Berada di belakang kata kerja/predikat tanpa kata depan
3. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
4. Dapat diganti dengan –nya
Contoh:
- Linda menangkap katak
- Doni memetik buah strawberry

PELENGKAP
1. Jenis kata benda, kerja, sifat
2. Berada di belakang kata kerja/predikat dapat didahului kata depan
3. Kalimatnya tidak bisa dijadikan bentuk pasif dan pelengkap tidak dapat jadi subjek
4.Tidak dapat diganti dengan –nya
Contoh:
- Lando berenang gaya katak
- Dino minum sirup strawbery

Subjek (S) : yang dibicarakan / yang diterangkan
Predikat (P) : yang membicarakan / yang menerangkan
Objek (O) : berfungsi sebagai sasaran perbuatan subjek
Pelengkap : berfungsi sebagai penerang (suplemen) bagi predikat

Kalimat aktif: kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan / perbuatan.
Predikat dalam kalimat aktif biasanya menggunakan awalan me(N)/ ber-

Ada dua macam kalimat aktif:

1.Kalimat aktif transitif (SPO): kalimat aktif yang predikatnya diikuti objek, dan bias dijadikan kalimat pasif
Contoh: Ijah menulis surat (objek) – Surat ditulis Ijah
2.Kalimat aktif intransitif (SPK): kalimat yang predikatnya tidak memerlukan objek (biasanya diikuti keterangan/pelengkap)
contoh: Diva belajar dengan giat
-S-- ---P--- -----K-----
Contoh kata kerja intransitif: duduk, menangis, tertawa dll
kalau diberi imbuhan baru memerlukan objek.

Kalimat Pasif: kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.
Predikat dalam kalimat pasif biasanya menggunakan awalan di- / ter-
Contoh: mobil itu diperbaiki oleh montir Barbar

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif
1. Pertukarkanlah pengisi subjek (S) dengan pengisi objek (O).
2. Gantilah awalan me (N)- dengan di- pada predikat (P).
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat (manasuka)
Contoh:
1)Coki membaca novel (aktif)
--S- ---P--- --O--
2)Novel dibaca oleh Coki (pasif)
--S-- ---P-- --P-

Jika subjek kalimat aktifnya berupa kata ganti aku, saya, kamu, kami, kita, engkau, kamu, Anda, dia, beliau, atau mereka berlaku kaidah sbb:
1)Ubahlah letak SPO menjadi OSP
2)Hapuslah awalan me(N)- dari P
3)Rapatkan S dengan P tanpa kata pemisah. Jika semula predikatnya punya kata Bantu; akan, dapat, atau kata ingkar tidak, kata-kata itu diletakkan sebelum subjek.
4)Gantikan aku dengan ku- / engkau dengan kau . . .
Kata kerja pasif terdapat dalam kalimat pasif
1.Pasif di- (racun dimakan kucing)
2.Kata kerja pasif bentuk ter-
-Kelereng itu termakan oleh Hafid. (= dapat dimakan)
-Pencekalan itu tak terduga sebelumnya (= dapat diduga)
-Permintaannya melanjutkan sekolah di pondok terpenuhi (=dapat dipenuhi)
3.Kata kerja pasif berkonfiks ke – an
-Balon di udara itu tak kelihatan dari sini (= dapat dilihat)
-Suaramu terlalu lemah, tak kedengaran dari telepon (= dapat didengar)

Kalimat Inversi: kalimat yang predikatnya mendahului subjek.
Kalimat inverse biasanya dipakai untuk menekankan suatu pernyataan yang dianggap sangat penting / menarik.
Contoh:
1) Diambilnya koin yang terjatuh di tanah itu oleh Jundy
----P-----
2) Telah dikerjakan mading itu tadi malam
-------P-------- -----S---- ----K-----
- Majas inversi: majas pertautan yang dinyatakan pengubahan susunan kalimat
- Kalimat inversi biasanya dipakai dalam karangan fiksi; cerpen, novel, puisi.

Kalimat Berdasarkan Maknanya
1. kalimat berita : isinya memberikan informasi
2. kalimat perintah : isinya memberi perintah
3. kalimat Tanya : isinya menanyakan sesuatu
4. kalimat seru : isinya mengungkapkan kekaguman perasaan.
5. kalimat larangan : isinya melarang seseorang berbuat sesuatu
6. kalimat retoris : kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban (siapa sih
yang tidak ingin lulus?)
7. kalimat empatik : isinya memberikan penegasan khusus kepada subjek (dialah
biang kerok di kelas IX MTs.

Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya:
1. Kalimat Tunggal: kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat / satu unsur inti, boleh diperluas asal tidak sampai membentuk pola baru
a. Atina akan pergi ke Mesir
S P K
b. Dulu Rony melihat kecelakaan itu
K S P O
(kedua kalimat tersebut tidak membentuk pola kalimat baru)

2. Kalimat Majemuk: kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat/dua klausa/lebih sehingga membentuk kalimat baru.
Jenis-jenis kalimat majemuk:

1) Kalimat majemuk setara: gabungan 2 kalimat tunggal yang hubungannya sederajad

Ciri-ciri kalimat majemuk setara:
a. kedudukan pola kalimatnya sejajar/setara
b. penggabungan pola kalimatnya disertai perubahan intonasi
c. mengandung kata tugas/kata penghubung untuk membedakan kesetaraannya
d. susunan kalimat tak bisa dibalik

Jenis kalimat majemuk setara:
a. Majemuk setara penggabungan/penjumlahan, ditandai konjungsi: dan, lagi, serta
( Dio mengetik di kamar dan Amel melukis di teras)
b. Majemuk setara berurutan, ditandai konjungsi lalu, kemudian, mula-mula,
sesudah ini
( Izul mengambil tongkat itu lalu melemparnya ke danau)
c. Majemuk setara berlawanan, ditandai konjungsi: tapi, melainkan, tetapi (suaminya
rajin tetapi istrinya malas)
d. Majemuk setara memilih, ditandai konjungsi: atau
(kau pilih adiknya yang lincah atau kakaknya yang pendiam?
e. Majemuk setara mengutkan, ditandai konjungsi: apalagi, bahkan, malainkan, lagipula
( anak itu tidak hanya merokok bahkan miras juga)
f. Majemuk setara hubungan akibat, ditandai konjungsi: sehingga, sebab itu, dengan
demikian, karena itu, maka dari itu
(Ufi suka manjat pohon sehingga ia bisa menyelamatkan diri saat dikejar anjing)

2) Majemuk Bertingkat O / Pelengkap :
ada konjungsi bahwa, dan yang di tengah kalimat.
-Ayah mengatakan bahwa aku harus rajin belajar agar lulus Ujian.
-Aku mencari sesuatu yang selama ini melingkar di jari manisku.

3) Majemuk bertingkat anak kalimat pengganti Keteragan:
a. anak kalimat pengganti keterangan waktu: konjungsi ketika, saat, sejak (Ketika hujanturun, saya sedang berjalan di tepi trotoar)
b. anak kalimat pengganti keterangan tempat: ada kata tugas di tempat (Ayahku meninggal di tempat beliau menghabiskan masa pensiunnya)
c. anak kalimat pengganti keterangan alat, ada konjungsi dengan ( Paman memotong kambing dengan pisau yang sangat tajam)
d. anak kalimat pengganti keterangan cara, ada konjungsi dengan (Yislam membeli kaset dengan memilih lagu yang disukainya satu persatu)
e. anak kalimat pengganti keterangan tujuan, ada konjungsi: agar dan supaya( Maya membuat es teh diberi coca-cola agar lebih segar)
f. anak kalimat pengganti keterangan sebab ada konjungsi: sebab, karena (Radit sakit perut karena makan nanas muda)
g. anak kalimat pengganti keterangan syarat, ada konjungsi: asal, andai, jika, bila ( Aku akan berangkat jika hujan sudah reda)
h. anak kalimat pengganti keterangan konsesif/pertentangan, ada konjungsi: meskipun, walaupun, biarpun, kendatipun, sekalipun (Dia tetap puasa meskipun banyak makanan di meja makan)

5) Majemuk Campuran: hasil gabungan antar kalimat majemuk setara dengan kalimat Mjemuk Bertingkat / kalimat majemuk setara yang beranak kalimat.
Ciri-cirinya:
a. minimal terdiri 3 klausa
b. terdiri dari sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya 2 pola atasan dan 1/lebih pola bawahan.
Contoh: Ujian itu telah selesai ketika bel berbunyi dan ibu guru berdiri dari tempat duduknya.

Kalimat efektif
Kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulisnya, juga mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-ciri kalimat efektif: (1) menggunakan kata-kata secara hemat, (2) memiliki kesatuan gagasan, (3) memiliki kepaduan yang baik/kompak, (4) mengungkapkan gagasan yang logis/masuk akal, (5) menggunakan penekanan secara tepat dan variatif (bergaya).

Contoh (pemakaian kata yang tidak perlu)
- tidak efektif : Di dekat kantor tempat Paman bekerja aku bertemu dengan teman lamaku.
- efektif : Di dekat kantor Paman bekerja aku bertemu teman lamaku.

Berita merupakan ketrangan mengenai kejaian/peristiwa yang memuat informasi lengkap.

Kalimat Berita Positif
Yaitu kalimat berita yang mengungkapkan berita yang pasti dan tegas.
Ciri-cirinya:
(1) memiliki intonasi netral(datar),
(2) intonasi pada akhir kalimat cenderung turun,
(3) dalam bentuk tulisan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh: (a) Internet menjamur ke pelosok desa
(b) Banjir melanda Jakarta

Kalimat Berita Negatif
Disebut juga kalimat ingkar, yaitu: kalimat yang menyampaikan berita/peristiwa yang negatif/ingkar (menyangkal, mungkir, dan tidak membenarkan)
Ciri-cirinya menggunakan kata tidak, bukan, belum, tak, atau kata dasar bermakna negatif seperti gagal, batal, kecewa, dll
Contoh:
(a) Dengan internet banyak orang tua yang kecewa
(b) Banjir juga mengakibatkan petani gagal panen.

-Teras berita: awal berita

Unsur-unsur berita meliputi 5W + 1H
1. What (apa) : apa isi berita tersebut?
2. Who (siapa) : siapa saja yang terlibat?
3. Where (di mana) : di mana kejadiannya?
4. When (kapan) : kapan terjadi?
5. Why (mengapa) : mengapa bisa terjadi, apa penyebabnya?
6. How (bagaimana) : bagaimana kronologi dan penyelesaiannya?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOSA KATA (pembendaharaan kata)

I. PERGESERAN MAKNA

Pergeseran makna merupakan suatu proses kebahasaan yang mengalami perubahan makna suatu kata karena dipengaruhi oleh :
1.Perkembangan kebahasaan
2.Perbedaan tempat / lingkungan
3.Bertambahnya kata serapan yang dibakukan
4.Pengaruh teknologi, sosial, budaya, penyingkatan, ketatabahasaan
5.Perubahan waktu

Jenis-jenis Pergeseran Makna

1.Perluasan (Generalisasi): makna sekarang lebih luas daripada makna asal

Contoh: Puteri -- (Dulu) artinya anak perempuan raja
-- (Sekarang) berarti semua anak perempuan

2.Penyempitan (Spesialisasi): makna sekarang lebih sempit daripada duli

Contoh : Sarjana -- (Dulu) bermakna semua orang pandai
-- (Sekarang) bermakna hanya Lulusan S1


Bau -- (Dulu) Semua zat yang bisa kita cium dengan alat indera
-- (Sekarang) Bau yang tak sedap saja

3.Ameliorasi: Makna sekarang dirasa lebih tinggi daripada makna asal
Contoh : laki --> suami

4.Peyorasi: Makna sekarang lebih rendah daripada makna asal
Contoh : abang makna dulu sebutan kakak laki-laki,
sekarang sebutan untuk : abang becak, bang sate, bang siomay…

5.Sinestesi: Pertukaran tanggapan dua indera
_Sayur lodeh mbok Tinem pedas ( indera pengecap)
_Kata-katanya pedas ( indera pendengaran)

6.Asosiasi: Persamaan sifat antara dua hal yang baru dan kiasan
_catut (alat untuk mencabut paku) – catut (calo)
_amplop (sampul surat) – amplop (uang tambahan)


II. JENIS MAKNA

1.Makna Leksikal: makna kata secara lepas / makna dalam kamus
( rumah = bangunan untuk tempat tinggal )

2.Makna Gramatikal: makna kata yang timbul akibat proses gramatikal/struktural

3.Makna Denotasi: makna sebenarnya yang tidak mengandung nilai rasa tambahan/
netral (mati)

4.Makna Lugas: makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang bersangkutan
(makna sebenarnya: rumahnya bercat hijau) hijau = warna

5.Makna Kias: makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan
sehingga membentuk ungkapan/idiom.(dia diseret ke meja hijau)
hijau = pengadilan.

6.Makna Konotasi: makna tambahan yang mengandung nilai rasa tertentu
a.konotasi positif : nilai rasa baik/sopan/halus (meninggal)
b.konotasi negatif : nilai rasa rendah/kasar (tewas)


III. PROSES PEMBENTUKAN KATA

1.Analogi: pembentukan kata-kata baru dengan mencontoh kata-kata yang sudah ada.
Contoh: dewa-dewi, sodara-sodari, bidadara-bidadari
Menganalogikan: mereka-reka bentuk baru dengan mencontoh bentuk yang sudah ada.

2.Kontaminasi atau perancuan adalah pengacuan kata satu dengan lainnya yang
menyimpang dari pengertian yang lazim.
Contoh: berulangkali (rancu) – berkali-kali (baku)

3.Epentesis adalah gejala penyisipan bunyi/huruf ke dalam kata, terutama kata pinjaman tanpa mengubah arti.
Contoh: kapak menjadi kampak, sajak – sanjak, klas – kelas, candela – jendela…

4.Metathesis adalah pergeseran bunyi, baik vocal, konsonan, maupun suku kata.
Contoh: almari-lemari, tolong–lontong, kelek-lekek,
rumus: AB–CD–AD–BC

5.Hiperkorek adalah: hendak membetulkan kata-kata yang sudah benar tapi justru menjadi salah.
Contoh: batin (benar) – bathin, hadir (benar) – hadlir,


IV. HUBUNGAN MAKNA / PERTALIAN MAKNA

1.Antonim : lawan kata ( kaya >< miskin)
2.Sinonim : persamaan kata ( benar = betul)
3.Homonim : tulisan dan lafal sama, makna beda (bisa = dapat dan bisa = racun)
4.Homofon : lafal sama, ejaan dan makna beda (sangsi = ragu dan sanksi = hukuman)
5.Homograf : ejaan sama, lafal dan makna beda (apel = buah dan apel= upacara)
6.Hipernim : makna umun / superordinat ( kendaraan)
7.Hiponim : makna khusus / subordinat (mobil, becak, motor)
8.Polisemi : kata yang mempunyai arti lebih dari satu yang berkaitan(konotasi)

1)Anak tikus itu jatuh dari atap
2)Korban kembali berjatuhan dalam bencana gempa kemarin
3)Ciko jatuh hati kepada putri paman
4)Harga lap top kembali jatuh akibat nilai dolar turun
5)Setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Ayah jadi pengusaha tersukses di kotaku.

Perbedaan sinonim dengan polisemi:
1)sinonim: kata-kata bisa dipakai dengan kalimat yang sama
2)polisemi: meski maknanya sejalur/berkaitan namun tidak bisa digunakan dalam kalimat yang sama.


V. GAYA BAHASA (MAJAS)

Ialah bahasa kiasan yang indah untuk meningkatkan efek tetentu.
Majas dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan
1.Majas perbandingan
2.Majas pertentangan
3.Majas pertautan
4.Majas parulangan

1.Majas Perbandingan
meliputi: perumpamaan, metafora, personifikasi, metonimea, alegori.
a.Perumpamaan : perbandingan dua hal yang beda tapi sengaja dianggap sama(manggunakan kata bagai, seperti, ibarat, bagaikan, umpama)
Contoh :
_ Semangatnya keras bagaikan baja
_ Ibarat pungguk merindukan bulan
b.Metafora: ungkapan
_ Perpustakaan adalah gudang ilmu
_ Anaknya yang nomor dua rakus dan mata duitan.
c.Personifikasi/penginsanan: benda mati diperlakukan seolah punya sifat seperti manusia
_ Suara motor meraung-raung
_ Angin berbisik mesra dalam keheningan malam
d.Metonimea: Penamaan suatu benda yang menggunakan nama pabrik,merk dagang,nama penemu,nama jenis dll
_ Ibu pergi haji naik garuda (pesawat Garuda)
_ Para remaja suka baca Habiburrahman(novel Ayat-ayat Cinta)
e.Alegori:Perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh
_ Mendayung bahtera rumah tangga
_ Mengarungi lautan kehidupan

2.Majas Pertentangan
meliputi: hiperbola,litotes,ironi,klimaks,anti klimaks,paradok,antitesis
a.Hiperbola: Ungkapan yang melebih-lebihkan
_ Orang tua memberikan kita sejuta kenangan indah
_ Tubuhnya kurus kering tinggal tulang dibalut kulit setelah sakit dan melakukan kemo.
b.Litotes: Ungkapan merendah guna menghormati lawan bicara
_ Silakan mampir ke gubukku, setetes air sangat berarti bagi kami
_ Apa yang kau harap dariku, ilmu tiada, harta pun tak punya
c.Ironi: Sindiran halus
_ Dekat benar rumahmu, habis tenagaku untuk berjalan
_ Nyanyianmu merdu sekali, membuat telingaku hampir pecah
d.Klimaks: Mengandung urut-urutan semakin meningkat kedudukan dan gagasan sebelumnya.
_ Orang yang menyaksikan gedung terbakar itu berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan beribu-ribu.
e.Anti klimaks: Susunan gagasan dalam sebuah kalimat diurutkan secara terbalik dari apa yang diuraikan dalam majas klimaks.
_ jam, menit, detik….
_ bupati, camat, kepala desa, RW, RT……
f.Paradoks : mempertentangkan sesuatu, tapi sebenarnya memberitahu suatu pengertian yang utuh
_ Di pondok yang nyaman ini aku merasa gelisah
_ Wajahnya buruk, tetapi hatinya mulia / cantik

g.Antitesis : Paduan kata yang maknanya berlawanan (antonim)
_ Besar kecil, pria wanita, kaya miskin semua memperingati HUT RI.
_ Suka duka, susah gembira akan kita hadapi bersama.

3.Majas Pertautan
meliputi: metonimea, sinekdoke, alusio, elepsis, inversi
a.Metonimea: Memakai nama diri / hal yang ditautkan dengan nama orang, barang / hal lainnya sebagai pengganti. Kita sebut penciptanya meski yang kita maksudkan adalah ciptaannya. Bisa juga kita sebut bahan dari barang yang dimaksud.
_ Para siswa di sini senang sekali membaca Habiburrahman (maksudnya membaca novel karyanya)
_ Jika pusing, gunakan kapak. (minyak angin cap kapak)
b.Sinekdoke :
a) Pars prototo:
menyebutkan sebagian kecil untuk pengganti keseluruhan.
_ Paman saya mempunyai atap di Belanda. (punya rumah, bukan hanya atapnya saja)
b) Totem proparte:
menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian
_ Assalaam berhasil meraih juara I pidato tiga bahasa tingkat Provinsi. (Assalaam = seseorang yang mewakili saja)
c.Alusio: Menunjuk secara tidak langsung / tiba-tiba ingatan kita langsung tertuju pada suatu tokoh / tempat/ peristiwa yang sudah diketahui bersama/terkenal.
_ Banyak korban berjatuhan akibat kejamnya Yahudi
_ Solo merupakan kota tak pernah tidur.
d.Elepsis : Majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata / bagian kalimat
_ Dia dan Ibunya sedang ke Solo
(penghilangan predikat pergi dan berangkat)
_ Lari..! (penghilangan subjek kamu / kalian)
e.Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat
_ Dia pergi ------- Pergi dia
_ Ibu saya dokter ---- Dokter Ibu saya
f.Eufemisme : bersifat menggantikan satu pengertian(yang kasar) dengan kata lain untuk menghaluskan maksud.
_ ke belakang ---- berak
_ agak lambat berpikir ---- bodoh

4.Majas perulangan
a.Aliterasi: memanfaatkan kata-kata yang sama bunyinya
_ Dara damba daku datang dari danau
_ Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
b.Kiasmus: berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi(pembalikan arah)
_ Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya
_ Dalam kehidupan ini banyak orang pintar berlagak bodoh, dan orang bodoh mengaku dirinya pintar.
c.Repetisi: Pengulangan kata-kata sebagai yang diurut dalam baris yang beebeda.
_Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
d.Paralelisme: Pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi

Contoh:
1.anafora (diulang di awal kalimat)
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
2.Epifora (diulang di akhir kalimat)
ikhlas adalah emas
mengalah adalah emas
diam adalah emas

e.Pleonasme: menggunakan kata berlebihan untuk menegaskan arti
_ Dia turun ke bawah untuk mengambil barangnya yang jatuh.
_ Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri
_ (…zaman dahulu kala, mulai dari, sejak dari…)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pengalaman rokhani

MENANGIS YANG SEHAT
Di balik keanggunan pakaianmuslimmu, kalian tidak hanya memancarkan kecantikan alami sebagai seorang wanita, namun juga kecantikan bathinmuyang telah memenuhi panggilan-Nya untuk berjihad di jalan Allah. Namun dalam memenuhi panggilan-Nya, tidak hanya pandai menghafal rumus-rumus dan kamus saja yang perlu disiapkan, melainkan harus diimbangi hati yang bersih dan doa yang tulus agar kebahagiaan tercapai....!
bagaimana doa yang tulus itu?
Andai kau kalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian kan lebih sering menangis daropada tertawa. itulah sabda Rasulullah saw kepada umatnya. maka, kurangilah tertawa. Menangislah kau karena takut kepada AllahSWT. menangislah saat kau berdo'a. Dengan tangisan inilah yang bisa memadamkan lautan api walau hanya dengan setetes air mata saja. Orang yang menangis karena Allah termasuk 7 golongan yang akan mendapat perlindunganpada hari kiamat, ketika tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya kata Rasulullahsaw. " Ya Allah, anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum datang masa di mana tak ada lagi air mata."
wallahu'alam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pink house love

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kisah

INDAHNYA setelah MENDAPAT COBAAN

Jangan sedih dengan musibah/cobaan yang menimpa Anda

Adakah yang tahu seperti apa kesedihan dan luka hati kita saat kehilangan seseorang yang kita cintai?
Pertanyaan seperti ini selalu muncul di benak ketika kita menghadapi musibah kahilangan seseorang yang kita cintai? Suami dan anak yang kita sayangi, Ayah / Ibu yang selalu memperhatikan kita lalu hilang, kakak / adik yang sakit dan diambil kembali oleh sang pemilik....

Allah Subhanahu wa Ta’ala yang akan merangkul hati kita dalam rahmah-Nya bila saja kita mau berusaha bersabar dan ikhlas menerima ujian-Nya.

Saat kehilangan kesatu

Ibuku dengan tenang mencari becak untuk pergi ke rumah sakit yang jaraknya 2km. Digendongnya adikku perempuan Ning berumur 3th yang sedang sakit panas tinggi.
Ibu memeluk erat dan mengayun adik dengan penuh kasih. Dengan senyum pahit Ibuku berusaha menghibur sampai perawat memanggil nomer antrean. Kemudian perawat minta adik untuk diperiksa dokter, adik menangis histeris sambil memegangi baju Ibu, seolah-olah tak mau lepas dari pelukan Ibu yang hangat. “Setelah sholat subuh badan putriku panas tinggi.” Jelas Ibu pada dokter yang sedang menyiapkan jarum suntik. Ibu berusaha mengambilnya dari gendongan perawat agar tenang saat disuntik, tapi dokter melarang dengan alasan Ibu bisa kuwalahan, Ibu hanya bisa menurut meski hatinya tak kuasa mendengar tangisan adikku Ning. Namun apa yang terjadi.......? Tangisan adik berhenti sketika setelah jarum disuntikkan ke pantat adik, Ibu meraih adik dan berusaha membangunkan dengan menggoyang-goyangkan badan adik, namun adik sudah tidur pulas. Disepanjang perjalanan Ibu mendekap erat tubuh adik yang dirasa masih bernyawa. Di atas becak aku hanya diam terpaku menyaksikan Ibu yang begitu tabah. Saat itu aku kelas 2 SD, Ibu tidak memberitahu ayah yang sedang piket malam di kantornya, Ibu tak mengira akan seperti ini.
Turun dari becak, Ibu berkata padaku dan kakakku yang menunggu di rumah, “Innalillahi wa innaa ilaihi raaji’uun , segala sesuatu berasal dari Allah dan akan kembali pada Allah. Allah telah mengambilnya untuk dijadikan bidadari.” kuamati butiran air mata ibu jatuh ke pipi, aku baru sadar kalau adik akan pergi selamanya. Aku berlari ke kamar adik, hancur hatiku saat itu, pedih dan sakit sekali......
Baru kemarin sore kami pergi ke langgar (mushola) bersama, malamnya kami bernyanyi, menggambar bersama, main kuda-kudaan, dan tidur bersama. Semua terasa sangat cepat dan tak terduga. Aku sangat kehilangan satu-satunya adik yang kucintai.
Apa yang kau rasakan jika ini manimpa padamu?

saat kehilangan kedua
Berkat nasihat Ayah dan Ibuku, aku ikhlas Allah Subhanahu wa Ta’ala mengambil adikku. Aku sudah dilatih untuk selalu mengucap istighfar bila ada kesusahan.
Hari-hariku kulalui dengan ceria meski tanpa adikku, hingga aku tumbuh dewasa tak kekurangan suatu apapun dari keluargaku, terutama kasih sayang Ayah dan Ibuku. Namun, cobaan mengujiku kembali, saat aku sudah menikah, Ayahku meninggal setelah dua hari opname di rumah sakit karena tensi rendah. Selesai sholat subuh Ayahku minta minum susu dan satu iris buah apel, lalu pergi dengan tenangnya. Innalillahi wa innaa ilaihi raaji’uun.
Waktu itu aku sedang hamil 2 bulan. Nampaknya Allah sangat mencintai umatnya, enam bulan kemudian saat kehamilanku hendak berumur 8 bulan, Ibu menyusul berpulang, pendarahan otak akibat jatuh di kamar mandi. Kami sudah berusaha semaksimal mungkin, di RS Kustati Solo Ibu dipanggil Allah Subhanahu wa Ta’ala . (Semoga mereka khusnul khotimah, amiin)

saat kehilangan ketiga
Anak kakakku Anggih (alm)jatuh dari sepeda motor karena terganggu pecahan kaca bekas kecelakaan yang masih berserakan di jalan. Pangkal lengannya patah, saat mau dioprasi di RS Swasta (jam 5 sore) dia masih baca-baca buku, ayahnya menunggu hasil lab, Ibunya nebus obat dan infus untuk pasca oprasi. Jam 11 siang kakakku melihat Anggih didorong para perawat, dia pikir Anggih dipindah kamar aja, eh ternyata dibawa masuk ruang oprasi. Kakakku berlari mengejar anaknya, tapi tak boleh masuk, nunggu di luar. Salah satu perawat mengatakan kalau operasi akan dilakukan siang ini. Kakakku hanya bisa berdoa karena tak sempat bertemu mengecup keningnya dan menambahi bekal doa2 sebelum operasi berlangsung.
Selesai sholat dhuhur kakakku kembali menunggu di depan pintu ruang operasi.
Tak lama kemudian seorang dokter keluar dengan wajah kurang bersahabat, dengan perasaan tak nyaman kakakku menanyakan operasi anakknya pada dokter, “Maaf , Ibu pasrah dan sabar saja!” kata dokter sambil berlalu begitu saja. Perasaan kakakku semakin galau, seribu satu pertanyaan dalam benaknya, mungkinkah oprasi belum mulai? Atau operasi sedang berlangsung? Mungkin juga operasi sudah selesai namun belum sadar? ...?....?.....?
Dikuatkannya hati kakakku, lalu berusaha untuk bisa masuk ruang operasi bersama suaminya yang baru datang membawa hasil lab, seorang perawat menjelaskan bahwa operasi gagal dan Anggih tak tertolong lagi....! Seperti kiamat rasanya dunia ini, satu jam yang lalu Ibunya masih melihat dari jauh anaknya di atas tempat tidur yang didorong perawat dengan satu lengan dibalut kain ferban. Sekarang dah tak akan bisa ketemu lagi, tak akan bisa mengaji, sholat berjamaah dengannya lagi....
Bagaimana jika musibah ini menimpa pada keluargamu? Aku kehilangan satu lagi orang yang kucintai.
Kakakku hanya mempunyai dua anak perempuan dan laki-laki, kini yang laki-laki pergi untuk selama-lamanya.
Teman-teman mahasiswa minta izin kakakku untuk protes ke RS, diduga ada yang tidak beres dalam pelaksanaan operasinya, kakakku menolak, toh juga tak akan mengembalikan nyawa anaknya.
Semula aku menyalahkan dokter dan tim medis, sepertinya tak percaya, sejak kecil aku tinggal bersamanya, setelah kuliah dia tinggal bersamaku, dia anak yang polos, tawadhu, rajin beribadah dan langka bila kita cari pemuda jaman sekarang yang sesederhana dia. Namun suamiku menyadarkan aku, bahwa semua akan kembali pada-Nya.
Tidak ada orang yang hidupnya tidak pernah disentuh musibah yang dikirimkan Allah ta’ala dengan berbagai alasan. Dengan musibah, Allah subhanahu wa Ta’ala hendak menguji siapa yang paling baik amalnya, namun banyak orang memahami musibah ini identik dengan kesusahan. Padahal kesenangan yang dirasakan pada hakikatnya musibah juga.
Orang yang terkena musibah berupa kesusahan, jika ia hadapi dengan ketabahan, ikhtiar, dan tawakal kepada Allah Ta’ala, hakikatnya tidak terkena musibah melainkan justru mendapatkan pahala.
Sebaliknya, musibah kesenangan dalam hidup pabila tidak pandai mensyukurinya, maka itulah musibah yang sesungguhnya, karena bukan pahala yang ia dapatkan, melainkan dosa.

Berkenan dengan hal di atas, dalam hadis Qudsi Allah SWT berfirman, “Demi keagungan dan kemuliaan-Ku, aku tiada mengeluarkan hamba-Ku yang aku inginkan kebaikan baginya dari kehidupan dunia, sehingga Aku tebus perbuatan-perbuatan dosanya dengan penyakit pada tubuhnya, kerugian pada hartanya, , kahilangan anaknya. Apabila masih ada dosa yang tersisa dijadikan ia merasa berat disaat sakaratul maut, sehingga ia menjumpai Aku seperti bayi yang baru dilahirkan.”

Subhanallah, alangkah indah setelah mendapatkan cobaan apabila kita beriman, dengan cara mensyukuri kenikmatan yang kita dapatkan dan sabar disaat tertimpa musibah.

Semoga yang kecil ini bermanfaat besar bagi pembaca yang penuh kesabaran...
Wallahu’alam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS