RSS

Siapa bilang Pacitan kota sepi dan mati? luangkan waktu jalan-jalan menikmati 1001 goa dan pantai di Pacitan.

Halaman

TATA KALIMAT (sintaksis)

Perbedaan Objek dengan Pelengkap

OBJEK
1. Jenis kata benda
2. Berada di belakang kata kerja/predikat tanpa kata depan
3. Dapat menjadi subjek dalam kalimat pasif
4. Dapat diganti dengan –nya
Contoh:
- Linda menangkap katak
- Doni memetik buah strawberry

PELENGKAP
1. Jenis kata benda, kerja, sifat
2. Berada di belakang kata kerja/predikat dapat didahului kata depan
3. Kalimatnya tidak bisa dijadikan bentuk pasif dan pelengkap tidak dapat jadi subjek
4.Tidak dapat diganti dengan –nya
Contoh:
- Lando berenang gaya katak
- Dino minum sirup strawbery

Subjek (S) : yang dibicarakan / yang diterangkan
Predikat (P) : yang membicarakan / yang menerangkan
Objek (O) : berfungsi sebagai sasaran perbuatan subjek
Pelengkap : berfungsi sebagai penerang (suplemen) bagi predikat

Kalimat aktif: kalimat yang subjeknya melakukan suatu pekerjaan / perbuatan.
Predikat dalam kalimat aktif biasanya menggunakan awalan me(N)/ ber-

Ada dua macam kalimat aktif:

1.Kalimat aktif transitif (SPO): kalimat aktif yang predikatnya diikuti objek, dan bias dijadikan kalimat pasif
Contoh: Ijah menulis surat (objek) – Surat ditulis Ijah
2.Kalimat aktif intransitif (SPK): kalimat yang predikatnya tidak memerlukan objek (biasanya diikuti keterangan/pelengkap)
contoh: Diva belajar dengan giat
-S-- ---P--- -----K-----
Contoh kata kerja intransitif: duduk, menangis, tertawa dll
kalau diberi imbuhan baru memerlukan objek.

Kalimat Pasif: kalimat yang subjeknya dikenai pekerjaan.
Predikat dalam kalimat pasif biasanya menggunakan awalan di- / ter-
Contoh: mobil itu diperbaiki oleh montir Barbar

Cara mengubah kalimat aktif menjadi kalimat pasif
1. Pertukarkanlah pengisi subjek (S) dengan pengisi objek (O).
2. Gantilah awalan me (N)- dengan di- pada predikat (P).
3. Tambahkan kata oleh di belakang predikat (manasuka)
Contoh:
1)Coki membaca novel (aktif)
--S- ---P--- --O--
2)Novel dibaca oleh Coki (pasif)
--S-- ---P-- --P-

Jika subjek kalimat aktifnya berupa kata ganti aku, saya, kamu, kami, kita, engkau, kamu, Anda, dia, beliau, atau mereka berlaku kaidah sbb:
1)Ubahlah letak SPO menjadi OSP
2)Hapuslah awalan me(N)- dari P
3)Rapatkan S dengan P tanpa kata pemisah. Jika semula predikatnya punya kata Bantu; akan, dapat, atau kata ingkar tidak, kata-kata itu diletakkan sebelum subjek.
4)Gantikan aku dengan ku- / engkau dengan kau . . .
Kata kerja pasif terdapat dalam kalimat pasif
1.Pasif di- (racun dimakan kucing)
2.Kata kerja pasif bentuk ter-
-Kelereng itu termakan oleh Hafid. (= dapat dimakan)
-Pencekalan itu tak terduga sebelumnya (= dapat diduga)
-Permintaannya melanjutkan sekolah di pondok terpenuhi (=dapat dipenuhi)
3.Kata kerja pasif berkonfiks ke – an
-Balon di udara itu tak kelihatan dari sini (= dapat dilihat)
-Suaramu terlalu lemah, tak kedengaran dari telepon (= dapat didengar)

Kalimat Inversi: kalimat yang predikatnya mendahului subjek.
Kalimat inverse biasanya dipakai untuk menekankan suatu pernyataan yang dianggap sangat penting / menarik.
Contoh:
1) Diambilnya koin yang terjatuh di tanah itu oleh Jundy
----P-----
2) Telah dikerjakan mading itu tadi malam
-------P-------- -----S---- ----K-----
- Majas inversi: majas pertautan yang dinyatakan pengubahan susunan kalimat
- Kalimat inversi biasanya dipakai dalam karangan fiksi; cerpen, novel, puisi.

Kalimat Berdasarkan Maknanya
1. kalimat berita : isinya memberikan informasi
2. kalimat perintah : isinya memberi perintah
3. kalimat Tanya : isinya menanyakan sesuatu
4. kalimat seru : isinya mengungkapkan kekaguman perasaan.
5. kalimat larangan : isinya melarang seseorang berbuat sesuatu
6. kalimat retoris : kalimat tanya yang tidak memerlukan jawaban (siapa sih
yang tidak ingin lulus?)
7. kalimat empatik : isinya memberikan penegasan khusus kepada subjek (dialah
biang kerok di kelas IX MTs.

Kalimat Berdasarkan Jumlah Klausanya:
1. Kalimat Tunggal: kalimat yang hanya mempunyai satu pola kalimat / satu unsur inti, boleh diperluas asal tidak sampai membentuk pola baru
a. Atina akan pergi ke Mesir
S P K
b. Dulu Rony melihat kecelakaan itu
K S P O
(kedua kalimat tersebut tidak membentuk pola kalimat baru)

2. Kalimat Majemuk: kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat/dua klausa/lebih sehingga membentuk kalimat baru.
Jenis-jenis kalimat majemuk:

1) Kalimat majemuk setara: gabungan 2 kalimat tunggal yang hubungannya sederajad

Ciri-ciri kalimat majemuk setara:
a. kedudukan pola kalimatnya sejajar/setara
b. penggabungan pola kalimatnya disertai perubahan intonasi
c. mengandung kata tugas/kata penghubung untuk membedakan kesetaraannya
d. susunan kalimat tak bisa dibalik

Jenis kalimat majemuk setara:
a. Majemuk setara penggabungan/penjumlahan, ditandai konjungsi: dan, lagi, serta
( Dio mengetik di kamar dan Amel melukis di teras)
b. Majemuk setara berurutan, ditandai konjungsi lalu, kemudian, mula-mula,
sesudah ini
( Izul mengambil tongkat itu lalu melemparnya ke danau)
c. Majemuk setara berlawanan, ditandai konjungsi: tapi, melainkan, tetapi (suaminya
rajin tetapi istrinya malas)
d. Majemuk setara memilih, ditandai konjungsi: atau
(kau pilih adiknya yang lincah atau kakaknya yang pendiam?
e. Majemuk setara mengutkan, ditandai konjungsi: apalagi, bahkan, malainkan, lagipula
( anak itu tidak hanya merokok bahkan miras juga)
f. Majemuk setara hubungan akibat, ditandai konjungsi: sehingga, sebab itu, dengan
demikian, karena itu, maka dari itu
(Ufi suka manjat pohon sehingga ia bisa menyelamatkan diri saat dikejar anjing)

2) Majemuk Bertingkat O / Pelengkap :
ada konjungsi bahwa, dan yang di tengah kalimat.
-Ayah mengatakan bahwa aku harus rajin belajar agar lulus Ujian.
-Aku mencari sesuatu yang selama ini melingkar di jari manisku.

3) Majemuk bertingkat anak kalimat pengganti Keteragan:
a. anak kalimat pengganti keterangan waktu: konjungsi ketika, saat, sejak (Ketika hujanturun, saya sedang berjalan di tepi trotoar)
b. anak kalimat pengganti keterangan tempat: ada kata tugas di tempat (Ayahku meninggal di tempat beliau menghabiskan masa pensiunnya)
c. anak kalimat pengganti keterangan alat, ada konjungsi dengan ( Paman memotong kambing dengan pisau yang sangat tajam)
d. anak kalimat pengganti keterangan cara, ada konjungsi dengan (Yislam membeli kaset dengan memilih lagu yang disukainya satu persatu)
e. anak kalimat pengganti keterangan tujuan, ada konjungsi: agar dan supaya( Maya membuat es teh diberi coca-cola agar lebih segar)
f. anak kalimat pengganti keterangan sebab ada konjungsi: sebab, karena (Radit sakit perut karena makan nanas muda)
g. anak kalimat pengganti keterangan syarat, ada konjungsi: asal, andai, jika, bila ( Aku akan berangkat jika hujan sudah reda)
h. anak kalimat pengganti keterangan konsesif/pertentangan, ada konjungsi: meskipun, walaupun, biarpun, kendatipun, sekalipun (Dia tetap puasa meskipun banyak makanan di meja makan)

5) Majemuk Campuran: hasil gabungan antar kalimat majemuk setara dengan kalimat Mjemuk Bertingkat / kalimat majemuk setara yang beranak kalimat.
Ciri-cirinya:
a. minimal terdiri 3 klausa
b. terdiri dari sebuah pola atasan dan sekurang-kurangnya 2 pola atasan dan 1/lebih pola bawahan.
Contoh: Ujian itu telah selesai ketika bel berbunyi dan ibu guru berdiri dari tempat duduknya.

Kalimat efektif
Kalimat yang secara tepat mewakili pikiran pembicara/penulisnya, juga mengemukakan pemahaman yang sama tepatnya antara pendengar/pembaca dengan yang dipikirkan pembaca atau penulisnya.
Ciri-ciri kalimat efektif: (1) menggunakan kata-kata secara hemat, (2) memiliki kesatuan gagasan, (3) memiliki kepaduan yang baik/kompak, (4) mengungkapkan gagasan yang logis/masuk akal, (5) menggunakan penekanan secara tepat dan variatif (bergaya).

Contoh (pemakaian kata yang tidak perlu)
- tidak efektif : Di dekat kantor tempat Paman bekerja aku bertemu dengan teman lamaku.
- efektif : Di dekat kantor Paman bekerja aku bertemu teman lamaku.

Berita merupakan ketrangan mengenai kejaian/peristiwa yang memuat informasi lengkap.

Kalimat Berita Positif
Yaitu kalimat berita yang mengungkapkan berita yang pasti dan tegas.
Ciri-cirinya:
(1) memiliki intonasi netral(datar),
(2) intonasi pada akhir kalimat cenderung turun,
(3) dalam bentuk tulisan diakhiri dengan tanda titik.
Contoh: (a) Internet menjamur ke pelosok desa
(b) Banjir melanda Jakarta

Kalimat Berita Negatif
Disebut juga kalimat ingkar, yaitu: kalimat yang menyampaikan berita/peristiwa yang negatif/ingkar (menyangkal, mungkir, dan tidak membenarkan)
Ciri-cirinya menggunakan kata tidak, bukan, belum, tak, atau kata dasar bermakna negatif seperti gagal, batal, kecewa, dll
Contoh:
(a) Dengan internet banyak orang tua yang kecewa
(b) Banjir juga mengakibatkan petani gagal panen.

-Teras berita: awal berita

Unsur-unsur berita meliputi 5W + 1H
1. What (apa) : apa isi berita tersebut?
2. Who (siapa) : siapa saja yang terlibat?
3. Where (di mana) : di mana kejadiannya?
4. When (kapan) : kapan terjadi?
5. Why (mengapa) : mengapa bisa terjadi, apa penyebabnya?
6. How (bagaimana) : bagaimana kronologi dan penyelesaiannya?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

KOSA KATA (pembendaharaan kata)

I. PERGESERAN MAKNA

Pergeseran makna merupakan suatu proses kebahasaan yang mengalami perubahan makna suatu kata karena dipengaruhi oleh :
1.Perkembangan kebahasaan
2.Perbedaan tempat / lingkungan
3.Bertambahnya kata serapan yang dibakukan
4.Pengaruh teknologi, sosial, budaya, penyingkatan, ketatabahasaan
5.Perubahan waktu

Jenis-jenis Pergeseran Makna

1.Perluasan (Generalisasi): makna sekarang lebih luas daripada makna asal

Contoh: Puteri -- (Dulu) artinya anak perempuan raja
-- (Sekarang) berarti semua anak perempuan

2.Penyempitan (Spesialisasi): makna sekarang lebih sempit daripada duli

Contoh : Sarjana -- (Dulu) bermakna semua orang pandai
-- (Sekarang) bermakna hanya Lulusan S1


Bau -- (Dulu) Semua zat yang bisa kita cium dengan alat indera
-- (Sekarang) Bau yang tak sedap saja

3.Ameliorasi: Makna sekarang dirasa lebih tinggi daripada makna asal
Contoh : laki --> suami

4.Peyorasi: Makna sekarang lebih rendah daripada makna asal
Contoh : abang makna dulu sebutan kakak laki-laki,
sekarang sebutan untuk : abang becak, bang sate, bang siomay…

5.Sinestesi: Pertukaran tanggapan dua indera
_Sayur lodeh mbok Tinem pedas ( indera pengecap)
_Kata-katanya pedas ( indera pendengaran)

6.Asosiasi: Persamaan sifat antara dua hal yang baru dan kiasan
_catut (alat untuk mencabut paku) – catut (calo)
_amplop (sampul surat) – amplop (uang tambahan)


II. JENIS MAKNA

1.Makna Leksikal: makna kata secara lepas / makna dalam kamus
( rumah = bangunan untuk tempat tinggal )

2.Makna Gramatikal: makna kata yang timbul akibat proses gramatikal/struktural

3.Makna Denotasi: makna sebenarnya yang tidak mengandung nilai rasa tambahan/
netral (mati)

4.Makna Lugas: makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang bersangkutan
(makna sebenarnya: rumahnya bercat hijau) hijau = warna

5.Makna Kias: makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan
sehingga membentuk ungkapan/idiom.(dia diseret ke meja hijau)
hijau = pengadilan.

6.Makna Konotasi: makna tambahan yang mengandung nilai rasa tertentu
a.konotasi positif : nilai rasa baik/sopan/halus (meninggal)
b.konotasi negatif : nilai rasa rendah/kasar (tewas)


III. PROSES PEMBENTUKAN KATA

1.Analogi: pembentukan kata-kata baru dengan mencontoh kata-kata yang sudah ada.
Contoh: dewa-dewi, sodara-sodari, bidadara-bidadari
Menganalogikan: mereka-reka bentuk baru dengan mencontoh bentuk yang sudah ada.

2.Kontaminasi atau perancuan adalah pengacuan kata satu dengan lainnya yang
menyimpang dari pengertian yang lazim.
Contoh: berulangkali (rancu) – berkali-kali (baku)

3.Epentesis adalah gejala penyisipan bunyi/huruf ke dalam kata, terutama kata pinjaman tanpa mengubah arti.
Contoh: kapak menjadi kampak, sajak – sanjak, klas – kelas, candela – jendela…

4.Metathesis adalah pergeseran bunyi, baik vocal, konsonan, maupun suku kata.
Contoh: almari-lemari, tolong–lontong, kelek-lekek,
rumus: AB–CD–AD–BC

5.Hiperkorek adalah: hendak membetulkan kata-kata yang sudah benar tapi justru menjadi salah.
Contoh: batin (benar) – bathin, hadir (benar) – hadlir,


IV. HUBUNGAN MAKNA / PERTALIAN MAKNA

1.Antonim : lawan kata ( kaya >< miskin)
2.Sinonim : persamaan kata ( benar = betul)
3.Homonim : tulisan dan lafal sama, makna beda (bisa = dapat dan bisa = racun)
4.Homofon : lafal sama, ejaan dan makna beda (sangsi = ragu dan sanksi = hukuman)
5.Homograf : ejaan sama, lafal dan makna beda (apel = buah dan apel= upacara)
6.Hipernim : makna umun / superordinat ( kendaraan)
7.Hiponim : makna khusus / subordinat (mobil, becak, motor)
8.Polisemi : kata yang mempunyai arti lebih dari satu yang berkaitan(konotasi)

1)Anak tikus itu jatuh dari atap
2)Korban kembali berjatuhan dalam bencana gempa kemarin
3)Ciko jatuh hati kepada putri paman
4)Harga lap top kembali jatuh akibat nilai dolar turun
5)Setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Ayah jadi pengusaha tersukses di kotaku.

Perbedaan sinonim dengan polisemi:
1)sinonim: kata-kata bisa dipakai dengan kalimat yang sama
2)polisemi: meski maknanya sejalur/berkaitan namun tidak bisa digunakan dalam kalimat yang sama.


V. GAYA BAHASA (MAJAS)

Ialah bahasa kiasan yang indah untuk meningkatkan efek tetentu.
Majas dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan
1.Majas perbandingan
2.Majas pertentangan
3.Majas pertautan
4.Majas parulangan

1.Majas Perbandingan
meliputi: perumpamaan, metafora, personifikasi, metonimea, alegori.
a.Perumpamaan : perbandingan dua hal yang beda tapi sengaja dianggap sama(manggunakan kata bagai, seperti, ibarat, bagaikan, umpama)
Contoh :
_ Semangatnya keras bagaikan baja
_ Ibarat pungguk merindukan bulan
b.Metafora: ungkapan
_ Perpustakaan adalah gudang ilmu
_ Anaknya yang nomor dua rakus dan mata duitan.
c.Personifikasi/penginsanan: benda mati diperlakukan seolah punya sifat seperti manusia
_ Suara motor meraung-raung
_ Angin berbisik mesra dalam keheningan malam
d.Metonimea: Penamaan suatu benda yang menggunakan nama pabrik,merk dagang,nama penemu,nama jenis dll
_ Ibu pergi haji naik garuda (pesawat Garuda)
_ Para remaja suka baca Habiburrahman(novel Ayat-ayat Cinta)
e.Alegori:Perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh
_ Mendayung bahtera rumah tangga
_ Mengarungi lautan kehidupan

2.Majas Pertentangan
meliputi: hiperbola,litotes,ironi,klimaks,anti klimaks,paradok,antitesis
a.Hiperbola: Ungkapan yang melebih-lebihkan
_ Orang tua memberikan kita sejuta kenangan indah
_ Tubuhnya kurus kering tinggal tulang dibalut kulit setelah sakit dan melakukan kemo.
b.Litotes: Ungkapan merendah guna menghormati lawan bicara
_ Silakan mampir ke gubukku, setetes air sangat berarti bagi kami
_ Apa yang kau harap dariku, ilmu tiada, harta pun tak punya
c.Ironi: Sindiran halus
_ Dekat benar rumahmu, habis tenagaku untuk berjalan
_ Nyanyianmu merdu sekali, membuat telingaku hampir pecah
d.Klimaks: Mengandung urut-urutan semakin meningkat kedudukan dan gagasan sebelumnya.
_ Orang yang menyaksikan gedung terbakar itu berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan beribu-ribu.
e.Anti klimaks: Susunan gagasan dalam sebuah kalimat diurutkan secara terbalik dari apa yang diuraikan dalam majas klimaks.
_ jam, menit, detik….
_ bupati, camat, kepala desa, RW, RT……
f.Paradoks : mempertentangkan sesuatu, tapi sebenarnya memberitahu suatu pengertian yang utuh
_ Di pondok yang nyaman ini aku merasa gelisah
_ Wajahnya buruk, tetapi hatinya mulia / cantik

g.Antitesis : Paduan kata yang maknanya berlawanan (antonim)
_ Besar kecil, pria wanita, kaya miskin semua memperingati HUT RI.
_ Suka duka, susah gembira akan kita hadapi bersama.

3.Majas Pertautan
meliputi: metonimea, sinekdoke, alusio, elepsis, inversi
a.Metonimea: Memakai nama diri / hal yang ditautkan dengan nama orang, barang / hal lainnya sebagai pengganti. Kita sebut penciptanya meski yang kita maksudkan adalah ciptaannya. Bisa juga kita sebut bahan dari barang yang dimaksud.
_ Para siswa di sini senang sekali membaca Habiburrahman (maksudnya membaca novel karyanya)
_ Jika pusing, gunakan kapak. (minyak angin cap kapak)
b.Sinekdoke :
a) Pars prototo:
menyebutkan sebagian kecil untuk pengganti keseluruhan.
_ Paman saya mempunyai atap di Belanda. (punya rumah, bukan hanya atapnya saja)
b) Totem proparte:
menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian
_ Assalaam berhasil meraih juara I pidato tiga bahasa tingkat Provinsi. (Assalaam = seseorang yang mewakili saja)
c.Alusio: Menunjuk secara tidak langsung / tiba-tiba ingatan kita langsung tertuju pada suatu tokoh / tempat/ peristiwa yang sudah diketahui bersama/terkenal.
_ Banyak korban berjatuhan akibat kejamnya Yahudi
_ Solo merupakan kota tak pernah tidur.
d.Elepsis : Majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata / bagian kalimat
_ Dia dan Ibunya sedang ke Solo
(penghilangan predikat pergi dan berangkat)
_ Lari..! (penghilangan subjek kamu / kalian)
e.Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat
_ Dia pergi ------- Pergi dia
_ Ibu saya dokter ---- Dokter Ibu saya
f.Eufemisme : bersifat menggantikan satu pengertian(yang kasar) dengan kata lain untuk menghaluskan maksud.
_ ke belakang ---- berak
_ agak lambat berpikir ---- bodoh

4.Majas perulangan
a.Aliterasi: memanfaatkan kata-kata yang sama bunyinya
_ Dara damba daku datang dari danau
_ Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
b.Kiasmus: berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi(pembalikan arah)
_ Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya
_ Dalam kehidupan ini banyak orang pintar berlagak bodoh, dan orang bodoh mengaku dirinya pintar.
c.Repetisi: Pengulangan kata-kata sebagai yang diurut dalam baris yang beebeda.
_Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
d.Paralelisme: Pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi

Contoh:
1.anafora (diulang di awal kalimat)
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
2.Epifora (diulang di akhir kalimat)
ikhlas adalah emas
mengalah adalah emas
diam adalah emas

e.Pleonasme: menggunakan kata berlebihan untuk menegaskan arti
_ Dia turun ke bawah untuk mengambil barangnya yang jatuh.
_ Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri
_ (…zaman dahulu kala, mulai dari, sejak dari…)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

pengalaman rokhani

MENANGIS YANG SEHAT
Di balik keanggunan pakaianmuslimmu, kalian tidak hanya memancarkan kecantikan alami sebagai seorang wanita, namun juga kecantikan bathinmuyang telah memenuhi panggilan-Nya untuk berjihad di jalan Allah. Namun dalam memenuhi panggilan-Nya, tidak hanya pandai menghafal rumus-rumus dan kamus saja yang perlu disiapkan, melainkan harus diimbangi hati yang bersih dan doa yang tulus agar kebahagiaan tercapai....!
bagaimana doa yang tulus itu?
Andai kau kalian mengetahui apa yang kuketahui niscaya kalian kan lebih sering menangis daropada tertawa. itulah sabda Rasulullah saw kepada umatnya. maka, kurangilah tertawa. Menangislah kau karena takut kepada AllahSWT. menangislah saat kau berdo'a. Dengan tangisan inilah yang bisa memadamkan lautan api walau hanya dengan setetes air mata saja. Orang yang menangis karena Allah termasuk 7 golongan yang akan mendapat perlindunganpada hari kiamat, ketika tidak ada perlindungan kecuali dari-Nya kata Rasulullahsaw. " Ya Allah, anugerahilah kepada kami dua buah mata yang menangis karena takut kepada-Mu, sebelum datang masa di mana tak ada lagi air mata."
wallahu'alam

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS