RSS

Siapa bilang Pacitan kota sepi dan mati? luangkan waktu jalan-jalan menikmati 1001 goa dan pantai di Pacitan.

Halaman

KOSA KATA (pembendaharaan kata)

I. PERGESERAN MAKNA

Pergeseran makna merupakan suatu proses kebahasaan yang mengalami perubahan makna suatu kata karena dipengaruhi oleh :
1.Perkembangan kebahasaan
2.Perbedaan tempat / lingkungan
3.Bertambahnya kata serapan yang dibakukan
4.Pengaruh teknologi, sosial, budaya, penyingkatan, ketatabahasaan
5.Perubahan waktu

Jenis-jenis Pergeseran Makna

1.Perluasan (Generalisasi): makna sekarang lebih luas daripada makna asal

Contoh: Puteri -- (Dulu) artinya anak perempuan raja
-- (Sekarang) berarti semua anak perempuan

2.Penyempitan (Spesialisasi): makna sekarang lebih sempit daripada duli

Contoh : Sarjana -- (Dulu) bermakna semua orang pandai
-- (Sekarang) bermakna hanya Lulusan S1


Bau -- (Dulu) Semua zat yang bisa kita cium dengan alat indera
-- (Sekarang) Bau yang tak sedap saja

3.Ameliorasi: Makna sekarang dirasa lebih tinggi daripada makna asal
Contoh : laki --> suami

4.Peyorasi: Makna sekarang lebih rendah daripada makna asal
Contoh : abang makna dulu sebutan kakak laki-laki,
sekarang sebutan untuk : abang becak, bang sate, bang siomay…

5.Sinestesi: Pertukaran tanggapan dua indera
_Sayur lodeh mbok Tinem pedas ( indera pengecap)
_Kata-katanya pedas ( indera pendengaran)

6.Asosiasi: Persamaan sifat antara dua hal yang baru dan kiasan
_catut (alat untuk mencabut paku) – catut (calo)
_amplop (sampul surat) – amplop (uang tambahan)


II. JENIS MAKNA

1.Makna Leksikal: makna kata secara lepas / makna dalam kamus
( rumah = bangunan untuk tempat tinggal )

2.Makna Gramatikal: makna kata yang timbul akibat proses gramatikal/struktural

3.Makna Denotasi: makna sebenarnya yang tidak mengandung nilai rasa tambahan/
netral (mati)

4.Makna Lugas: makna yang acuannya sesuai dengan makna kata yang bersangkutan
(makna sebenarnya: rumahnya bercat hijau) hijau = warna

5.Makna Kias: makna yang acuannya tidak sesuai dengan makna kata yang bersangkutan
sehingga membentuk ungkapan/idiom.(dia diseret ke meja hijau)
hijau = pengadilan.

6.Makna Konotasi: makna tambahan yang mengandung nilai rasa tertentu
a.konotasi positif : nilai rasa baik/sopan/halus (meninggal)
b.konotasi negatif : nilai rasa rendah/kasar (tewas)


III. PROSES PEMBENTUKAN KATA

1.Analogi: pembentukan kata-kata baru dengan mencontoh kata-kata yang sudah ada.
Contoh: dewa-dewi, sodara-sodari, bidadara-bidadari
Menganalogikan: mereka-reka bentuk baru dengan mencontoh bentuk yang sudah ada.

2.Kontaminasi atau perancuan adalah pengacuan kata satu dengan lainnya yang
menyimpang dari pengertian yang lazim.
Contoh: berulangkali (rancu) – berkali-kali (baku)

3.Epentesis adalah gejala penyisipan bunyi/huruf ke dalam kata, terutama kata pinjaman tanpa mengubah arti.
Contoh: kapak menjadi kampak, sajak – sanjak, klas – kelas, candela – jendela…

4.Metathesis adalah pergeseran bunyi, baik vocal, konsonan, maupun suku kata.
Contoh: almari-lemari, tolong–lontong, kelek-lekek,
rumus: AB–CD–AD–BC

5.Hiperkorek adalah: hendak membetulkan kata-kata yang sudah benar tapi justru menjadi salah.
Contoh: batin (benar) – bathin, hadir (benar) – hadlir,


IV. HUBUNGAN MAKNA / PERTALIAN MAKNA

1.Antonim : lawan kata ( kaya >< miskin)
2.Sinonim : persamaan kata ( benar = betul)
3.Homonim : tulisan dan lafal sama, makna beda (bisa = dapat dan bisa = racun)
4.Homofon : lafal sama, ejaan dan makna beda (sangsi = ragu dan sanksi = hukuman)
5.Homograf : ejaan sama, lafal dan makna beda (apel = buah dan apel= upacara)
6.Hipernim : makna umun / superordinat ( kendaraan)
7.Hiponim : makna khusus / subordinat (mobil, becak, motor)
8.Polisemi : kata yang mempunyai arti lebih dari satu yang berkaitan(konotasi)

1)Anak tikus itu jatuh dari atap
2)Korban kembali berjatuhan dalam bencana gempa kemarin
3)Ciko jatuh hati kepada putri paman
4)Harga lap top kembali jatuh akibat nilai dolar turun
5)Setelah mengalami jatuh bangun, akhirnya Ayah jadi pengusaha tersukses di kotaku.

Perbedaan sinonim dengan polisemi:
1)sinonim: kata-kata bisa dipakai dengan kalimat yang sama
2)polisemi: meski maknanya sejalur/berkaitan namun tidak bisa digunakan dalam kalimat yang sama.


V. GAYA BAHASA (MAJAS)

Ialah bahasa kiasan yang indah untuk meningkatkan efek tetentu.
Majas dapat dikelompokkan menjadi 4 golongan
1.Majas perbandingan
2.Majas pertentangan
3.Majas pertautan
4.Majas parulangan

1.Majas Perbandingan
meliputi: perumpamaan, metafora, personifikasi, metonimea, alegori.
a.Perumpamaan : perbandingan dua hal yang beda tapi sengaja dianggap sama(manggunakan kata bagai, seperti, ibarat, bagaikan, umpama)
Contoh :
_ Semangatnya keras bagaikan baja
_ Ibarat pungguk merindukan bulan
b.Metafora: ungkapan
_ Perpustakaan adalah gudang ilmu
_ Anaknya yang nomor dua rakus dan mata duitan.
c.Personifikasi/penginsanan: benda mati diperlakukan seolah punya sifat seperti manusia
_ Suara motor meraung-raung
_ Angin berbisik mesra dalam keheningan malam
d.Metonimea: Penamaan suatu benda yang menggunakan nama pabrik,merk dagang,nama penemu,nama jenis dll
_ Ibu pergi haji naik garuda (pesawat Garuda)
_ Para remaja suka baca Habiburrahman(novel Ayat-ayat Cinta)
e.Alegori:Perbandingan yang bertautan satu dengan yang lainnya dalam kesatuan yang utuh
_ Mendayung bahtera rumah tangga
_ Mengarungi lautan kehidupan

2.Majas Pertentangan
meliputi: hiperbola,litotes,ironi,klimaks,anti klimaks,paradok,antitesis
a.Hiperbola: Ungkapan yang melebih-lebihkan
_ Orang tua memberikan kita sejuta kenangan indah
_ Tubuhnya kurus kering tinggal tulang dibalut kulit setelah sakit dan melakukan kemo.
b.Litotes: Ungkapan merendah guna menghormati lawan bicara
_ Silakan mampir ke gubukku, setetes air sangat berarti bagi kami
_ Apa yang kau harap dariku, ilmu tiada, harta pun tak punya
c.Ironi: Sindiran halus
_ Dekat benar rumahmu, habis tenagaku untuk berjalan
_ Nyanyianmu merdu sekali, membuat telingaku hampir pecah
d.Klimaks: Mengandung urut-urutan semakin meningkat kedudukan dan gagasan sebelumnya.
_ Orang yang menyaksikan gedung terbakar itu berpuluh-puluh, beratus-ratus, bahkan beribu-ribu.
e.Anti klimaks: Susunan gagasan dalam sebuah kalimat diurutkan secara terbalik dari apa yang diuraikan dalam majas klimaks.
_ jam, menit, detik….
_ bupati, camat, kepala desa, RW, RT……
f.Paradoks : mempertentangkan sesuatu, tapi sebenarnya memberitahu suatu pengertian yang utuh
_ Di pondok yang nyaman ini aku merasa gelisah
_ Wajahnya buruk, tetapi hatinya mulia / cantik

g.Antitesis : Paduan kata yang maknanya berlawanan (antonim)
_ Besar kecil, pria wanita, kaya miskin semua memperingati HUT RI.
_ Suka duka, susah gembira akan kita hadapi bersama.

3.Majas Pertautan
meliputi: metonimea, sinekdoke, alusio, elepsis, inversi
a.Metonimea: Memakai nama diri / hal yang ditautkan dengan nama orang, barang / hal lainnya sebagai pengganti. Kita sebut penciptanya meski yang kita maksudkan adalah ciptaannya. Bisa juga kita sebut bahan dari barang yang dimaksud.
_ Para siswa di sini senang sekali membaca Habiburrahman (maksudnya membaca novel karyanya)
_ Jika pusing, gunakan kapak. (minyak angin cap kapak)
b.Sinekdoke :
a) Pars prototo:
menyebutkan sebagian kecil untuk pengganti keseluruhan.
_ Paman saya mempunyai atap di Belanda. (punya rumah, bukan hanya atapnya saja)
b) Totem proparte:
menyebutkan nama keseluruhan sebagai pengganti nama sebagian
_ Assalaam berhasil meraih juara I pidato tiga bahasa tingkat Provinsi. (Assalaam = seseorang yang mewakili saja)
c.Alusio: Menunjuk secara tidak langsung / tiba-tiba ingatan kita langsung tertuju pada suatu tokoh / tempat/ peristiwa yang sudah diketahui bersama/terkenal.
_ Banyak korban berjatuhan akibat kejamnya Yahudi
_ Solo merupakan kota tak pernah tidur.
d.Elepsis : Majas yang di dalamnya terdapat penghilangan kata / bagian kalimat
_ Dia dan Ibunya sedang ke Solo
(penghilangan predikat pergi dan berangkat)
_ Lari..! (penghilangan subjek kamu / kalian)
e.Inversi : Majas yang dinyatakan oleh pengubahan susunan kalimat
_ Dia pergi ------- Pergi dia
_ Ibu saya dokter ---- Dokter Ibu saya
f.Eufemisme : bersifat menggantikan satu pengertian(yang kasar) dengan kata lain untuk menghaluskan maksud.
_ ke belakang ---- berak
_ agak lambat berpikir ---- bodoh

4.Majas perulangan
a.Aliterasi: memanfaatkan kata-kata yang sama bunyinya
_ Dara damba daku datang dari danau
_ Inilah indahnya impian, insan ingat ingkar.
b.Kiasmus: berisi perulangan dan sekaligus merupakan inversi(pembalikan arah)
_ Yang kaya merasa dirinya miskin, sedangkan yang miskin merasa dirinya kaya
_ Dalam kehidupan ini banyak orang pintar berlagak bodoh, dan orang bodoh mengaku dirinya pintar.
c.Repetisi: Pengulangan kata-kata sebagai yang diurut dalam baris yang beebeda.
_Selamat datang pahlawanku, selamat datang pujaanku, selamat datang bunga bangsaku.
d.Paralelisme: Pengulangan seperti repetisi yang khusus terdapat dalam puisi

Contoh:
1.anafora (diulang di awal kalimat)
sunyi itu duka
sunyi itu kudus
sunyi itu lupa
sunyi itu lampus
2.Epifora (diulang di akhir kalimat)
ikhlas adalah emas
mengalah adalah emas
diam adalah emas

e.Pleonasme: menggunakan kata berlebihan untuk menegaskan arti
_ Dia turun ke bawah untuk mengambil barangnya yang jatuh.
_ Aku menyaksikan dengan mata kepalaku sendiri
_ (…zaman dahulu kala, mulai dari, sejak dari…)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar